Cerita Bacaleg Muda PKS Ahmad Syihan Jadi Ketua Pengajian di Amerika Serikat

Setelah menceritakan kisahnya, Syihan mengajak para pedagang untuk terus berkontribusi dan memberi dampak positif bagi kemajuan ekonomi Kota Depok

Penulis: Hironimus Rama | Editor: Vini Rizki Amelia
TribunnewsDepok.com/Hironimus Rama
Bacaleg PKS Ahmad Syihan Ismail saat ditemui di Depok, Sabtu (10/6/2023). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Bakal calon anggota legislatif PKS untuk Jawa Barat Ahmad Syihan Ismail melakukan silaturahmi dengan komunitas pedagang pasar di Kota Depok pada Sabtu (10/6/2023).

Dalam kesempatan silaturahmi ini, Ahmad Syihan membagikan pengalamannya saat studi di Northeastern University, Boston, Amerika Serikat pada 2013 lalu.
Syihan mengaku mengambil jurusan Industrial Engineering (Teknik Industri) di Northeastern University.
Sebelumnya, dia baru saja menyelesaikan studi Teknik Mesin (Mechanical Engineering) di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Putra sulung Wali Kota Depok (2006-2016) Nur Mahmudi Ismail ini mengaku sangat bersyukur memiliki kesempatan studi di luar negeri.
"Saya bersyukur diberi rezeki oleh Allah untuk kuliah ke luar negeri. Saat itu usia saya 24 tahun, masih single," kata Syihan, Sabtu (10/6/2023).
Dia mengungkapkan dirinya pergi merantau ke Amerika sendirian.
"Tidak ada keluarga yang temani saya di sana. Mau tidak mau saya harus sosialisasi ketemu warga," ucapnya.
Saat sosialisasi, tiba-tiba warga Indonesia minta Syihan supaya bersedia menjadi ketua pengajian Islam di Boston.
"Saya kaget karena permintaannya spontan. Saya tanya kenapa? Mereka menjawab karena Mas Syihan orang baru di sini dan belum ketemu warga lainnya," ujarnya.
Syihan pun menerima tantangan ini dan dia membuat gebrakan pengajian keliling.
"Saya membuat pengajian keliling. Bulan pertama di kelompok mahasiswa. Bulan berikutnya rumah TKI. Lalu bergilir ke rumah ibu WNI yang nikah sama bule Amerika," paparnya.
Menurut Syihan, warga Indonesia di Amerika sangat beragam. Ada mahasiswa, pekerja, TKI hingga orang Indonesia yang kawin dengan orang di sana.
"Dari segi agama ada orang Islam, Kristen, Hindu, Budha hingga yang tidak beragama. Karena itu kita harus bergaul dengan warga yang heterogen ini," tuturnya.
Meskupun demikian, dia berusaha menjalin silaturahmi tanpa ada prasangka.
"Meskipun ada JIL (Jaringan Islam Liberal), saya tetap rangkul. Kita bisa saling mengkritisi," ungkapnya.
Dengan pendekatan ini, Syihan bisa diterima oleh berbagai kalangan di Amerika Serikat.
"Orang kan menilai siapa yang bisa bekerja, mempersiapkan acara mengatur kursi hingga mengatur pembicara. Itulah yang saya lakukan di sana untuk memberi dampak postif bagi lingkungan," ucapnya.
Setelah menceritakan kisahnya, Syihan mengajak para pedagang untuk terus berkontribusi dan memberi dampak positif bagi kemajuan ekonomi Kota Depok.
"Saya senang bisa bertemu pedagang yang menjadi pejuang ekonomi di Kota Depok. Saya mendukung keinginan para pedagang untuk halalisasi produk melalui sertifikat halal," tandas Syihan.
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved