Cerita Depok
Mengulik Sejarah Bangunan YLCC, Bentuk Perhatian Cornelis Chastelein Kepada 150 Budak
Mengulik Sejarah Bangunan YLCC, Bentuk Perhatian Cornelis Chastelein Kepada 150 Budak yang Dimerdekakan. Berikut Selengkapnya
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Dwi Rizki
"Kemudian Cornelis Chastelein mempekerjakan 150 budak untuk menggarap tanahnya yang dijadikan lahan pertanian dan perkebunan," ucapnya.
Baca juga: Polres Bogor Ungkap Identitas Bandar Tembakau Sintetis, Pegawai Salon Berusia 19 Tahun
150 budak Cornelis Chastelein yang ia datangkan dari Bali, Makassar dan Timor ini dibebaskan dari ikatan perbudakan. Bahkan, Cornelis Chastelein menghibahkan tanah-tanahnya di Depok kepada mereka untuk dikelola sesuai dengan surat wasiat yang dibuat Cornelis Cahstelein pada 13 Maret 1714.
Ferdy menyebutkan, 150 budak tersebut kemudian dibentuk menjadi 12 kelompok nama keluarga alias marga.
12 marga tersebut yaitu Jonathans, Soedira, Bacas, Laurens, Leander, Loen, Isakh, Samuel, Jacob, Joseph, Tholense dan Zadokh.
"Nah itu cikal bakalnya jadi kaum depok yang jadi 12 marga itu. Marga itu diberikan oleh pendeta pertama dari Gereja Immanuel yakni Baprima Lukas," jelas Ferdy.
Baca juga: Joko Suprianto Soroti Penampilan Kevin/Gideon, Mainnya Kurang Greget
Dari 12 marga, lanjut Ferdy, saat ini yang tersisa hanya 11 marga saja. Satu marga bernama Zadokh sudah punah.
Para budak yang berasal dari berbagai tempat ini kemudian diajari bahasa Belanda sebagai bahasa utama, dari situlah kemudian mereka disebut Belanda Depok.
Sebutan Belanda Depok, sebenarnya dimulai dari anak-anak yang tinggal di daerah Bojong Gede dan yang naik kereta dari Bogor. Ketika itu, anak-anak Depok yang berbahasa Belanda ini naik kereta ke Batavia untuk bersekolah.