Cerita Depok
Mengulik Sejarah Bangunan YLCC, Bentuk Perhatian Cornelis Chastelein Kepada 150 Budak
Mengulik Sejarah Bangunan YLCC, Bentuk Perhatian Cornelis Chastelein Kepada 150 Budak yang Dimerdekakan. Berikut Selengkapnya
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: Dwi Rizki
"Kalau orang bilang mereka Belanda Depok itu sebenarnya nggak ada, cuma olok-olokan aja, karena mereka diajarkan bahasa Belanda jadi ngomongnya sebagian bahasa Belanda dan Melayu," ucap Ferdy.
Saat ini, menurut Ferdy Jonathans, keturunan warga Depok berjumlah lebih dari 3.000 orang dan tersebar di luar Depok.
Baca juga: Targetkan Seluruh Tanah Tersertifikasi, Pemkab Bogor Minta BPN Wilayah Bogor Barat Segera Dibentuk
Setelah Cornelis Chastelein wafat pada 28 Juni 1714, bangunan ini (kantor YLCC) dikelola para anak buah dengan membentuk Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC).
YLCC terbentuk pada 1952. Yayasan tersebut bertugas merawat aset-aset tanah yang merupakan warisan Chastelein serta merawat bukti-bukti peninggalan sejarah.
"Bangunan ini dulunya adalah rumah pendeta kemudian diambil alih oleh YLCC sejak tahun 1950. Sekarang bangunan ini dijadikan kantor sekretariat YLCC," ujarnya.
Dibelakang dan samping YLCC, terdapat sekolah pertama di Depok yaitu SMP Kasih. Di depan Gereja Immanuel, terdapat SMK dan SMA Kasih.
Untuk bangunan kantor YLCC, terdapat enam ruangan yang dulunya merupakan kamar, ruang tamu, ruang makan, kamar mandi dan dapur.
Baca juga: Hindari Bayar Utang Diduga Jadi Motif Teguh Susanto Tuduh Indratno Gelapkan Dana Konsumen T Plaza
"Dulu di belakang ada kandang kudanya sebagai alat transportasi orang Belanda,"ucap Ferdy.
Berdasarkan pantauan Warta Kota, sejumlah beberapa ruangan bangunan YLCC ini memang sudah berubah fungsi menjadi ruangan kantor sekretariat YLCC.