"Mumpung belum dibangun, kita pakai untuk jualan. Kita tidak bayar, cuma harus laporan ke Ketua RW," tuturnya.
Senada, Asmanah (67), mengaku sedih setiap kali melihat lokasi bekas rumahnya di Jalan Raya Bomang.
"Saya tiap hari main ke warung Sri untuk mengenang kembali memori saat tinggal di sini," ujarnya.
Rumah Asmanah berdampingan dengan rumah Sri di lokasi pembangunan Jalan Raya Bomang.
"Tanah saya luasnya 100 meter persegi. Saya dapat Rp 40 juta dari pembebasan lahan. Sementara rumah dan sumur dapat 90 juta. Jadi totalnya Rp 130 juta," ungkapnya.
Seperti halnya Sri, Asmanah juga pindah sekitar 500 meter dari lokasi bekas rumahnya.
"Saat ini saya tinggal bareng suami. Anak-anak sudah pindah ke rumah sendiri," imbuhnya.
Dia berharap pemerintah segera membangun jalan tembus dari Kemang ke Bojonggede agar mobilitas warga lebih mudah ke Cibinong dan Bojonggede.
"Kami berharap jalannya segera dibangun agar pengorbanan kami tidak sia-sia. Kalau suda dibangun flyover di perlintasan kereta, pasti akan makin ramai," tandas Asmanah.