Laporan wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOJONGGEDE - Rencana Pemerintah Kabupaten Bogor melanjutkan pembangunan Jalan Raya Bojonggede-Kemang (Bomang) disambut antusias oleh pedagang kaki lima (PKL) di wilayah ini.
Pembangunan jalan ini dipercaya akan meningkatkan geliat ekonomi di wilayah ini.
Sri Kartini (40), PKL di Jalan Raya Bomang, mengaku senang jika pemerintah melanjutkan pembangunan jalan ini.
"Tentunya senang kalau segera dilanjutkan pembangunannya. Kalau sudah tersambung, kami senang karena lebih mudah ke Cibinong," kata Sri di Bojonggede, Selasa (5/8/2025).
Sri merupakan salah satu korban penggusuran untuk pembebasan lahan pembangunan Jalan Bomang ini.
Baca juga: Tuntaskan Pembangunan Jalan Bomang, Pemkab Bogor Alokasikan Anggaran Rp 33 Miliar
Tanah seluas 60 meter persegi dengan bangunan rumah di atasnya digusur pada 2014 lalu.
"Pembebasan lahannya sekira 10 tahun yang lalu, seingat saya tahun 2014," ujarnya.
Saat itu pembebasan dipatok sebesar Rp 400.000 per meter persegi, belum termasuk bangunan.
"Untuk tanah kami dapat Rp 24 juta. Kalau bangunan, saya lupa. Soalnya suami yang pegang duitnya," paparnya.
Sri mengaku sedih waktu digusur dari tempat tinggalnya di RT 01/RW 01, Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede.
"Waktu itu sedih banget. Ini kan tempat tinggal kita," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Bogor Target Pembangunan Jalan Bomang Rampung Tahun 2025
Setelah menerima uang pembebasan lahan, Sri bersama keluarganya membeli tanah dan bangunan di sekitar area Jalan Bomang.
"Lokasinya tidak jauh dari tempat yang digusur, hanya sekira 500 meter. Tetapi sekarang tidak enak karena jauh dari jalan raya," ungkap Sri.
Untuk menyambung hidup, Sri membuka warung tenda di bekas lahan rumahnya.