Kabupaten Bogor

Pemkab Bogor Segera Tuntaskan Jalan Bomang, Warga: Bisa Lebih Mudah ke Cibinong

Penulis: Hironimus Rama
Editor: murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JALAN BOMANG - Sri Kartini (40), pedagang kaki lima sekaligus korban penggusuran, saat berjualan di Jalan Bojonggede - Kemang (Bomang) di Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede, Jawa Barat pada Selasa (5/8/2025).

Laporan wartawan Wartakotalive.com Hironimus Rama

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BOJONGGEDE - Rencana Pemerintah Kabupaten Bogor melanjutkan pembangunan Jalan Raya Bojonggede-Kemang (Bomang) disambut antusias oleh pedagang kaki lima (PKL) di wilayah ini.

Pembangunan jalan ini dipercaya akan meningkatkan geliat ekonomi di wilayah ini.

Sri Kartini (40), PKL di Jalan Raya Bomang, mengaku senang jika pemerintah melanjutkan pembangunan jalan ini.

"Tentunya senang kalau segera dilanjutkan pembangunannya. Kalau sudah tersambung, kami senang karena lebih mudah ke Cibinong," kata Sri di Bojonggede, Selasa (5/8/2025).

Sri merupakan salah satu korban penggusuran untuk pembebasan lahan pembangunan Jalan Bomang ini.

JALAN BOMANG - Kondisi Jalan Bojonggede–Kemang (Bomang) pada Kamis (17/7/2025).Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor menargetkan pembangunan Jalan Bojonggede–Kemang (Bomang) selesai pada 2025 ini. (istimewa)

Baca juga: Tuntaskan Pembangunan Jalan Bomang, Pemkab Bogor Alokasikan Anggaran Rp 33 Miliar

Tanah seluas 60 meter persegi dengan bangunan rumah di atasnya digusur pada 2014 lalu.

"Pembebasan lahannya sekira 10 tahun yang lalu, seingat saya tahun 2014," ujarnya.

Saat itu pembebasan dipatok sebesar Rp 400.000 per meter persegi, belum termasuk bangunan.

"Untuk tanah kami dapat Rp 24 juta. Kalau bangunan, saya lupa. Soalnya suami yang pegang duitnya," paparnya.

Sri mengaku sedih waktu digusur dari tempat tinggalnya di RT 01/RW 01, Desa Susukan, Kecamatan Bojonggede.

"Waktu itu sedih banget. Ini kan tempat  tinggal kita," ucapnya. 

Baca juga: Pemkab Bogor Target Pembangunan Jalan Bomang Rampung Tahun 2025

Setelah menerima uang pembebasan lahan, Sri bersama keluarganya membeli tanah dan bangunan di sekitar area Jalan Bomang.

"Lokasinya tidak jauh dari tempat yang digusur, hanya sekira 500 meter. Tetapi sekarang tidak enak karena jauh dari jalan raya," ungkap Sri.

Untuk menyambung hidup, Sri membuka warung tenda di bekas lahan rumahnya.

Halaman
12