Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Hasyim Asy'ari menyebut ditemukan adanya kesalahan konversi dari hasil perhitungan suara di Tempat Pemungutan Suara dengan formulir C1 yang diunggah di Sirekap.
Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa total ada 2.325 TPS yang mengalami salah konversi.
"Di dalam sistem Sirekap, yang ditemukan itu 2.325 TPS yang ditemukan antara konversi hasil penghitungan suaranya dengan formulir yang diunggah itu berbeda," ucap Hasyim di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (15/2/2024).
Hasyim pun menyebut dalam proses konversi itulah terjadi kesalahan.
Baca juga: Quick Count Unggulkan Prabowo-Gibran, Imam Budi Hartono: Tunggu Hasil Resmi KPU
"KPU pusat melalui sistem yang ada, itu termonitor mana saja antara unggahan formulir C hasilnya dengan konversinya salah, itu termonitor," kata Hasyim.
Hasyim juga menyampaikan bahwa pihaknya juga telah memonitor jika terdapat kesalahan hitung dan akan segera melakukan koreksi terkait kesalahan konversi tersebut.
"Kami sebenarnya mengetahui dan tentu saja untuk yang penghitungan atau konversi dari yang formulir ke angka-angka penghitungan akan kami koreksi sesegera mungkin," kata Hasyim.
Dengan demikian, Hasyim menyampaikan Sirekap akan mengetahui jika memang terdapat kesalahan konversi.
Baca juga: Perkembangan Suara Masuk Secara Nasional ke Website KPU Hingga Pagi Ini, Prabowo-Gibran Unggul
Ketua KPU itu menyebut total ada 2.325 TPS yang mengalami salah konversi.
"Di dalam sistem Sirekap, yang ditemukan itu 2.325 TPS yang ditemukan antara konversi hasil penghitungan suaranya dengan formulir yang diunggah itu berbeda," ucap Hasyim.
Namun, Hasyim mengaku bersyukur Sirekap dapat bekerja dengan sesuai, sehingga publik pun dapat memonitor jika terdapat kesalahan-kesalahan.
"Patut kita syukuri ada Sirekap yang bisa mengunggah itu dan kemudian hasil penghitungan di TPS bisa diketahui publik. Jadi tidak ada yang sembunyi-sembunyi, tidak ada yang diam-diam, tapi semuanya kita publikasikan apa adanya," ujar Hasyim.
"Bahwa ada kelemahan-kelemahan tentunya kami akan segera koreksi dan kami mohon maaf, kalau hasil pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya, maksudnya konversi dari formulir ke penghitungan belum sesuai," imbuhnya.
Sebelunya diberitakan viral di media sosial X unggahan foto dan video adanya dugaan kecurangan pemilu pada saat hari pencoblosan yakni Rabu (14/2/2024) kemarin.