Kesehatan
Manfaat Jus Jambu Biji, Bisa Bantu Pemulihan DBD, Ini Penjelasannya
Ada tiga manfaat dari jus ini, pertama mengandung antioksidan untuk melawan peradangan / inflamasi penyebab trombosit terus turun.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PALMERAH — Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu endemi yang banyak menjangkit masyarakat, terutama saat musim penghujan dan cuaca lembab.
Pemulihan DBD yang memakan waktu hingga 1 minggu, membuat banyak pasien mencari alternatif lain untuk mempercepat prosesnya.
Lantas, apakah dengan meminum jus jambu biji bisa mempercepat proses pemulihan?
Menurut Praktisi Kesehatan Masyarajat, Dokter Ngabila Salama, jambu biji bukan pengobatan utama DBD, namu cukup bermanfaat dan dapat menjadi tambahan dari terapi utama yang diberikan dokter.
"Ada tiga manfaat dari jus ini, pertama mengandung antioksidan untuk melawan peradangan / inflamasi penyebab trombosit terus turun," kata Ngabila saat dikonfirmasi, Senin (21/4/2025).
Baca juga: 4 Warganya Terkena DBD, Pengurus Lingkungan RT 04/04 Cilangkap Depok Lakukan Fogging
Kedua, kata Ngabila, jus jambu biji mengandung flavonoid jenis kuersetin yang dapat menghambat virus dengue untuk memperbanyak diri di dalam tubuh sehingga trombosit tidak terus turun.
"Tiga, ekstrak daun jambu biji dapat menghambat pertumbuhan virus dengue dalam tubuh, mencegah perdarahan dengan meningkatkan jumlah trombosit 100.000/mikroliter dalam waktu 16 jam 4," jelasnya.
"Obat utama demam berdarah adalah pemberian cairan dan menghentikan peradangan," imbuhnya.
Hanya saja, Ngabila berpesan agar sebaiknya jus yang diminum bukanlah jus dalam kemasan, sebab kadar gula dan pengawet yang terkandung di dalamya kurang baik untuk penyembuhan.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah kota (Pemkot) Jakarta Barat melalui Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) melaporkan jika tren kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya meningkat sejak awal tahun 2025.
Baca juga: Kasus DBD Meningkat di Kabupaten Bogor, 18 Orang Meninggal Sejak Januari
Diungkap oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Sudinkes Jakarta Barat, Arum Ambarsari, total ada 186 kasus DBD yang tercatat pada Januari 2025.
Jumlah itu terus bertambah pada Februari menjadi 211 kasus dan pada Maret menjadi 254 kasus.
"Demikian tren jumlah kasus DBD wilayah Jakarta Barat tiga bulan terakhir. Untuk April 2025, hingga tanggal 10 April pukul 12.30 WIB, baru tercatat 53 kasus," kata Arum kepada wartawan, Rabu (16/4/2025).
Menurut Arum, salah satu faktor yang paling memengaruhi eskalasi kasus DBD di Jakarta Barat adalah kelembaban.
"Berdasarkan prediksi BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), kesesuaian iklim untuk DBD pada Februari 2025, kelembaban udara mencapai 81 persen," jelas Arum.
Baca juga: Angka DBD di Depok Tembus 1.991 Kasus, 3 Pasien Meninggal Dunia
Sementara kelembaban optimum untuk nyamuk berada pada kisaran 71 persen sampai dengan 83 persen.
Di Jakarta Barat sendiri, suhu udara berkisar pada rentang 25-32° C, dari suhu rata-rata optimum untuk perkembangan nyamuk 25°C - 27°C.
"Prediksi angka insiden DBD bulanan di Jakarta Barat itu 7.1 kasus per 100.000 penduduk," ujar Arum.
Sudinkes Jakbar terus menggencarkan pemantauan vektor atau jentik nyamuk DBD dengan melakukan sidak jentik nyamuk ke rumah-rumah warga melalui juru pemantau jentik (jumantik).
"Pemantauan itu dilakukan dengan utamakan peran masyarakat dan meningkatkan promosi kesehatan tentang DBD," imbuh Arum. (m40)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.