Imlek 2024

Arti Cap Go Meh dan Makna yang Terkandung di Dalamnya

Istilah Cap Go Meh berasal dari aksen Hokkien yang jika diartikan 15 hari atau malam setelah Imlek

Warta Kota/Yolanda Putri Dewanti
Warga keturunan Tionghoa menghias tandu dewa (joli) di Fat Cu Kung Bio, Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat yang akan diarak saat perayaan Cap Go Meh di Glodok Jakarta Barat, Minggu (5/2/2023). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Cap Go Meh adalah perayaan yang dilakukan 15 hari setelah Imlek atau Tahun Baru China 2024. Sejarah Cap Go Meh sudah ada sejak masa Dinasti Han pada 206 hingga 221 SM.

Cap Go Meh adalah perayaan upacara penolakan tolak bala untuk mengusir roh jahat. Di China, Cap Go Meh lebih dikenal sebagai Festival Lampion dan merupakan perayaan terakhir selama rangkaian Tahun Baru Imlek.

Istilah Cap Go Meh berasal dari aksen Hokkien yang jika diartikan 15 hari atau malam setelah Imlek. Saat dipenggal per-kata, kata 'cap' memiliki arti 10, sedangkan 'go' berarti 5, dan 'meh' dengan kata lain malam.

Lantas kapan perayaan Cap Go Meh 2024?

Baca juga: Kasus Dugaan Politik Uang Caleg Gerindra di Depok Dihentikan, Ini Alasan Bawaslu

Pada tahun 2024 ini, Cap Go Meh jatuh pada Sabtu 24 Februari 2024.

Berdasarkan SKB 3 Menteri tentang Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024, Tahun Baru Imlek 2575 Kongzili digelar pada 10 Februari 2024.

Jika perayaan Cap Go Meh dilaksanakan pada hari ke-15 pada bulan pertama, dengan demikian Cap Go Meh jatuh pada 24 Februari 2024.

Baca juga: Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja Sebut Tidak Ada Kecurangan Pemilu, yang Ada Pelanggaran

Sejarah Cap Go Meh

Berdasarkan Wikipedia, perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok.

Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan.

Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.

Baca juga: Dorong Pelaku UMKM Bentuk Koperasi, Pemkot Depok Siap Berikan Akses Permodalan

Selama perayaan Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa biasanya mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan keluarga dan komunitas mereka.

Ini termasuk pawai dengan lentera, pesta kembang api, pertunjukan tarian naga, dan berbagai jenis makanan tradisional.

Perayaan ini juga memiliki nilai religius yang kuat, di mana banyak orang Tionghoa pergi ke klenteng atau kuil untuk berdoa dan memberikan persembahan kepada dewa-dewa mereka. Mereka berharap untuk mendapatkan keberuntungan dan kesuksesan dalam tahun yang baru.

Baca juga: Wali Kota Depok Minta Masjid Tidak Hanya Difungsikan Sebagai Tempat Ibadah Ritual Tapi Juga Sosial

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved