Pemilu 2024

Menteri Bahlil Lahadalia Minta Penerusnya Lanjutkan Program Hilirisasi, Kalau Tidak Bisa Bahaya

Bahlil menegaskan, realisasi investasi di bidang hilirisasi harus terus ditingkatkan sampai periode pemerintahan selanjutnya.

Editor: murtopo
istimewa
Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo-Gibran saat foto bersama dengan Ketua Tim Kerja Strategis (TKS) Prabowo-Gibran, Bahlil Lahadalia dalam acara kampanye akbar di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (27/1/2024) 

Diketahui, mantan Menteri Perdagangan periode 2020-2022 Muhammad Lutfi, mengungkap bahwa negara China dan Eropa sampai ketar-ketir dengan dengan hilirisasi yang dilakukan Pemerintah Indonesia.

Hilirisasi terbukti mampu meningkatkan nilai tambah ekspor nonmigas, bahkan Indonesia sempat dicekal oleh Eropa dan China karena perkembangan ekspor yang begitu pesat.

Lutfi mengatakan, sebelum Desember 2019 Indonesia hanya mengekspor bijih atau ore nikel.

Bahan mentah itu dijual ke China dengan harga US$20 per ton atau setara dengan Rp 316.460 (asumsi kurs Rp 15.823 per dolar AS), kemudian barang mentah itu kembali dibeli Indonesia menjadi barang jadi.

“Ini sudah menjadi cerita dari zaman penjajahan Belanda, tidak pernah berakhir sampai Indonesia merdeka,” ujar Lutfi dalam acara Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Talkshow: Blak-blakan Soal Mobil Nasional dan Polemik LFP vs Nikel pada Senin (29/1/2024) petang.

Menurut dia, bukan hanya nikel, tapi bauksit Indonesia juga digali oleh Jepang karena memiliki konsesi sejak 1980 silam.

Jepang menggali Pulau Kijang di Kepulauan Riau sampai hampir tenggelam.

Nikel dan bauksit diolah oleh negara-negara yang memiliki teknologi untuk bahan baku produk jadi, salah satunya kendaraan.

Nantinya, produk-produk tersebut bakal masuk ke Indonesia melalui impor secara lengkap dan dirakit di Indonesia atau completely knocked down (CKD).

Kemudian pada Desember 2019, ungkap dia, Presiden Joko Widodo mulai melarang ekspor ore nikel.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang memberhentikan ekspor tersebut.

Setelah dilarang, nilai ekspor Indonesia pun meroket. Pihak China lantas menerapkan kebijakan bea masuk tindak pengamanan (BMTP) atau safeguard dengan penalti 20 persen sejak akhir 2020.

Negeri Panda itu melakukan hal tersebut agar industri baja nirkaratnya tidak hancur karena Indonesia. Adapun neraca perdagangan Desember 2019 ekspor ore Indonesia yang berbasis nikel mencapi US$1,1 miliar (setara Rp 17,4 triliun). (faf)

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved