Pemilu 2024
Duet Anies-Cak Imin Bakal Menguntungkan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, Begini Kata Pengamat
Pemilih NU tidak mudah diajak masuk dalam rumah yang sama dengan pemilih Islam politik atau PKS
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Gonjang ganjing Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 nanti, rupanya memunculkan kemungkinan yang menguntungkan pihak lawan.
Penilaian tersebut disampaikan Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti.
Seperti diketahui, Kamis (31/8/2023) malam tiba-tiba saja dunia perpolitikan tanah air ramai diperbincangkan.
Hal ini menyusul keputusan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang disebut-sebut menyandingkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Bacapres dan Bacawapres di Pilpres 2024 mendatang.
Baca juga: Pembunuh Ibu Kandung di Depok Peragakan Cara Menusukan Pisau 43 Kali Saat Rekonstruksi
Keputusan itupun ditentang keras Partai Demokrat yang merupakan bagian dari KPP dan merasa dikhianati dengan yang apa yang dilakukan Nasdem.
Demokrat lantas mengancam tak lagi satu gerbong dengan KPP pada Pilpres 2024 nanti.
Melihat pergolakan ini, Ray menilai keputusan duet Anies-Cak Imin cukup beralasan.
Pasalnya, Anies memang mengincar cawapres dari kalangan Nahdliyin.
Baca juga: Cak Imin Bikin Partai Demokrat Merasa Dikhianati Anies Baswedan dan Nasdem
Nama-nama mulai dari Gubernur Jawa Timur yang juga Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, Menko Polhukam, Mahfud MD hingga anak Gus Dur, Yenny Wahid pernah santer digaungkan didekati Anies untuk menjadi cawapresnya.
"Tak mendapat respon dari 3 tokoh itu, Anies akhirnya menggaet Cak Imin," ujar Ray saat dihubungi wartakotalive.com, Jumat (1/9/2023).
Alasan Pilih Nahdliyin
Secara hitungan matematis, Ray menyebut ada dua alasan yang membuat Surya Paloh memilih menjodohkan Anies dengan tokoh Nahdliyin.
Baca juga: Agar Jalan Margonda Raya Tak Semrawut, Pemkot Depok Bakal Kelola Kantong Parkir
Alasan utamanya karena ingin meraup suara dari basis-basis Nahdlatul Ulama, dimana PKB cukup dominan, terutama di Jawa Timur.
Alasan kedua, ujar Ray, yakni untuk menurunkan kadar pandangan Anies sebagai perpanjangan tangan kelompok Islam politik.
"Sesuatu yang terjadi begitu mesra di kala Pilkada DKI Jakarta, 2017 lalu," kata Ray.
Baca juga: Gelandang Persib Mantan Pemain Divisi Utama La Liga Spanyol Ingin Nikmati Derby Lawan Persija
Kendati begitu, Ray menyebut sangat sulit untuk Anies mendapatkan limpahan suara dari kalangan Nahdliyin.
"Jikapun ada, tak akan lebih dari 5 persen tambahan suaranya," kata Ray.
Alih-alih didapat Anies, Ray memprediksi malah dua bacapres pesaing Anies yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang bakal mendapat limpahan suara dari duet Anies dan Cak Imin.
Baca juga: Percepat Perekaman e-KTP, Disdukcapil Kota Depok Buka Layanan Diluar Jam Kerja
"Pemilih NU tidak mudah diajak masuk dalam rumah yang sama dengan pemilih Islam politik atau PKS. Perpaduan ini memiliki implikasi menambah suara Ganjar dan Prabowo," katanya. (m27)
Agar Jalan Margonda Raya Tak Semrawut, Pemkot Depok Bakal Kelola Kantong Parkir |
![]() |
---|
Cak Imin Bikin Partai Demokrat Merasa Dikhianati Anies Baswedan dan Nasdem |
![]() |
---|
Tersangka Pembunuh Ibu Kandung di Depok Dimaafkan Keluarga, Ayah: Anak Juga Punya Masa Depan |
![]() |
---|
Percepat Perekaman e-KTP, Disdukcapil Kota Depok Buka Layanan Diluar Jam Kerja |
![]() |
---|
Peneliti LSI Denny JA Nilai Jokowi Lebih Nyaman Buat Kesepakatan dengan Prabowo Dibanding Ganjar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.