Imlek
Kenapa Rawabelong Jadi Pasar Bandeng Jelang Imlek Setiap Tahun?, Eky Pitung Ceritakan Kisahnya
Kenapa Rawabelong Jadi Pasar Bandeng Dadakan Jelang Imlek Setiap Tahun?, Eky Pitung Ceritakan Kisahnya
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Hiruk pikuk kawasan Rawabelong yang terkenal dengan pasar kembangnya berubah wajah setiap kali jelang Tahun Baru Imlek.
LKawasan yang berada di Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu berubah menjadi pasar bandeng dadakan.
Sepanjang Jalan Rawa Belong kini dijejali lapak-lapak pedagang ikan bandeng.
Mereka menjajakan beragam ukuran ikan bandeng, mulai dari ukuran sedang sekira 500 gram per ekor hingga ukuran jumbo sekira 1,5 kilogram per ekor.
Fenomena tersebut diungkapkan tokoh muda Betawi Eky Pitung telah berlangsung sejak tahun 1859 silam.
Awal mulanya pedagang banyak berjualan ikan bandeng di wilayah perkampungan etnis Tionghoa, yaitu Glodok, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat.
"Karena di bulan-bulan Imlek ini, musimnya atau muncul di daerah Glodok," ujarnya.
Kemudian, ikan itu dipersembahkan kepada salah satu istri yang merupakan tokoh etnis Tionghoa.
Sehingga ikan bandeng ini menjadi sebuah tradisi warga Tionghoa menjelang Imlek atau ketika di hari perayaannya.
Baca juga: Ingin Wisata ke Puncak, Cek Nomor Kendaraan Anda, Ganjil Genap Puncak Berlaku Akhir Pekan Ini
Baca juga: Ingin Berwisata? Jangan Lupa, Ganjil Genap di Kawasan Wisata DKI Jakarta Berlaku Akhir Pekan Ini
"Ikan bandeng itu semakin besar, maka cinta dia itu lebih kuat, itu simbolnya," tuturnya.
Sementara, untuk pedagang ikan bandeng di Rawa Belong itu berawal di tahun 1900-an awal, di mana kawasan tersebut merupakan rawa-rawa milik tokoh Tionghoa bernama Tan Along.

Tanah berupa rawa-rawa milik baba Along ini sangat luas sampai ke wilayah Permata Hijau, Jakarta Selatan, Kebon Jeruk dan Palmerah, Jakarta Barat.
Kemudian, Baba Along menikahi wanita pribumi yang dicintainya, sehingga wilayah tersebut berubah nama jadi Rawa Belong.
Karena baba Along menikahi warga Pribumi, maka dieranya tidak pernah ada konflik antar etnis atau SARA sampai hari ini.
Kemudian, setiap jelang Imlek maka warga Pribumi memberikan ikan bandeng kepada warga Tionghoa.