Berita UI

Cegah Stunting, UI dan PT PII Lakukan Edukasi, Pemkab Manggarai Barat Targetkan Turun 10 Persen

Dukung program penekanan stunting, Universitas Indonesia (UI) danPT Penjamin Infrastruktur Indonesia Gelar edukasi bergizi di Manggarai Barat.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
Cegah Stunting, UI dan PT PII Lakukan Edukasi, Pemkab Manggarai Barat Targetkan Turun 10 Persen 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Cegah stunting, UI dan PT PII lakukan edukasi, Pemkab Manggarai Barat targetkan turun 10 persen.

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia (UI) dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PT PII) menggelar program Bergizi dari Bumi Kami di Kantor Bupati, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Baca juga: Mahasiswa FT UI Depok Temukan Sistem Pengolahan Sampah Medis Hanya dengan Menggunakan Handphone

Terdapat 2 rangkaian kegiatan yaitu Focus Group Discussion (FGD)  Pola Konsumsi Masyarakat (03/09/2021) dengan melibatkan pemangku kepentingan kunci dari unsur pemerintah, puskesmas serta  kelompok kerja stunting NTT secara daring.

Kemudian Program Workshop Memasak Makanan Bergizi (26/10/2021) yang diikuti oleh 25 perwakilan kader Posyandu dan orang tua dari balita stunting dari 4 Desa/Kelurahan yaitu Desa Gorontalo, Kelurahan Waekelambu, Kelurahan Labuan Bajo dan Desa Batu Cermin.

Baca juga: UI Depok Terus Berkomitmen Menjadi Kampus Bertaraf Internasional dan Tetap Jalankan Pengabdian

Seluruh peserta diharapkan dapat menjadi  duta atau agent of change bagi masyarakat sekitarnya.

Workshop dilaksanakan secara hybrid yaitu luring dan daring melalui aplikasi  zoom dan dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat  Drs. Fransiskus S Sodo, Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), Muhammad Wahid Sutopo, Direktur Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM)  UI Agung Waluyo, S.Kp., M.Sc., Ph.D.

Baca juga: UI Depok Menuju Entrepreneurial University Butuh Sinergitas Seluruh Civitas Akademika

Program ini juga merupakan pengabdian masyarat kemitraan dengan PT PII dan melibatkan 6 (enam) dosen dari multidisplin ilmu yaitu Program Studi Humas, Program Pendidikan Vokasi dan Depatemen Ilmu Gizi.

Lalu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat sasaran mengenai bahan pangan bergizi yang dapat dengan mudah diperoleh di NTT serta cara pengolahan yang baik agar kandungan gizi terjaga.

Agung Waluyo, Ph.D, Direktur Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) Universitas Indonesia mengatakan, Program Bergizi dari Bumi Kami selain untuk mencegah peningkatan angka stunting.

Baca juga: Universitas Indonesia Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2021

Selain itu juga untuk membentuk duta gizi Labuan Bajo dengan melibatkan masyarakat lokal dan mensejahterakan masyarakat setempat.

“Kami bersyukur kolaborasi pengabdian masyarakat dalam bentuk CSR PT PII dan UI sudah dalam tahap pelaksanaan. Kami berharap peserta dapat menjadi duta dan kader yang proaktif untuk mencegah peningkatan angka stunting," kata Agung Waluyo, beberapa waktu yang lalu.

"Kolaborasi ini wujud komitmen UI dan PT PII untuk mendukung upaya pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk mengurangi angka stunting," tambahnya.

Baca juga: UI Goes Digital Diluncurkan Bertepatan Sumpah Pemuda, Kampus Universitas Indonesia dalam Genggaman

Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), Muhammad Wahid Sutopo mengatakan, program ini sebagai bentuk kepedulian pada masyarakat di sekitar proyek infrastruktur.

“Harapan kami bahwa melalui program CSR PT PII bersama UI, dapat memberikan kontribusi yang signifikan mendukung program Pemerintah untuk penurunan angka stunting sebagai wujud langkah-langkah peningkatan kesehatan dan kualitas SDM Labuan Bajo dan NTT pada umumnya," ujar Sutopo.

"Kami yakin bahwa dengan gizi yang cukup, akan muncul kader-kader anak bangsa di Labuan Bajo yang berprestasi dan kreatif sehingga mampu melalui pariwisata menjadi masyarakat yang sejahtera," tuturnya.

Program Workshop Memasak Makanan Bergizi yang diikuti oleh 25 perwakilan kader Posyandu dan orang tua dari balita stunting.
Program Workshop Memasak Makanan Bergizi yang diikuti oleh 25 perwakilan kader Posyandu dan orang tua dari balita stunting. (Istimewa)

Drs. Fransiskus S Sodo  Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat mengatakan, pihaknya menyambut baik dan terima kasih atas perhatian  UI dan PT PII terhadap kasus stunting di Labuan Bajo.

Fransiskus menyatakan bahwa masalah stunting merupakan masalah sosial cukup besar di NTT di termasuk Manggarai Barat yaitu sekitar 15,1 persen dari jumlah balita yang diukur.

Baca juga: Universitas Indonesia Masuk Top 15 Universitas Terbaik di Asia Tenggara

Sebab itu, pihaknya menargetkan angka stunting turun 10 persen pada tahun depan.

Kehadiran PT PII dan UI dalam program pengabdian bersama merupakan bagian yang utuh dari proses penekanan angka stunting tersebut karena langsung mengedukasi kader dan para orang tua balita.

Penekanan stunting tidak dapat hanya dilakukan oleh satu pihak namun perlu kolaborasi antar berbagai pihak termausk akademisi dan BUMN.

"Saya berharap kolaborasi ini menjadi kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan untuk mewujudkan Indonesia yang sehat dan menghasilkan generasi terbaik untuk masa depan," papaprnya.

Baca juga: Serahkan Donasi Beasiswa Rp 50 Miliar ke Universitas Indonesia, Ini Pesan Pendiri Bayan Resources

Pijar Suciati S.Sos., M.Si, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat yang juga Dosen Program Studi Hubungan Masyarakat, Program Pendidikan Vokasi UI menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan fisik maupun otak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.

Sehingga, anak stunting akan lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Penyebab stunting adalah rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya asupan vitamin dan mineral serta minim dalam konsumsi sumber protein hewani dalam jangka panjang.

Baca juga: UI Depok Menuju Entrepreneurial University Butuh Sinergitas Seluruh Civitas Akademika

Maka, edukasi yang diberikan adalah workshop memasak makanan bergizi bagi orangtua dari anak yang mengalami stunting,

"Pada workshop memasak juga disampaikan tentang nilai kandungan gizi serta tips cara masak yang baik sesuai standar Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)  seperti proses mencuci tangan dan bahan makanan sebelum dimasak serta. Tim juga memberikan materi edukasi berupa  video untuk 6 (enam) resep masakan bergizi serta kalender edukatif sehingga dapat terus diulang dan dipelajari setelah kegiatan selesai," kata Pijar

Pijar menyatakan bahwa terdapat 6 (enam) menu padat gizi yang menjadi materi edukasi adalah Tahu Kukus Daun Kelor, Bola-Bola Ikan Tongkol/Tuna, Tumis Teri Daun Kelor, Bubur Jakeca (Jagung, Kelor, Cakalang), dan Agar-agar Kelapa Muda Gula Aren yang disajikan dalam bentuk video dan juga kelendar edukasi.

Baca juga: UI Depok Persiapkan Bus Listrik Baru dengan Nama UI-MAB E-Bus, Tahun 2023 Ditargetkan Rampung

Pemilihan jenis pangan tersebut didasarkan pada FGD yang telah dilakukan pada Sepember lalu tentang pola konsumsi masyarakat.

Dalam materi edukasi terdapat resep, kandungan gizi dan cara memasak yang baik. Kami memilihkan resep yang mudah tetapi padat gizi yaitu mengandung protein, karbohidrat maupun serat yang seimbang untuk menjadi menu sehari-hari.

Harapannya dengan pengetahuan yang baik, masyarakat dapat mengoptimalkan sumber pangan yang ada sehingga anak-anak dapat tumbuh sesuai dengan tahapan perkembangan yang seharusnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved