Berita Jakarta

Viral Pedagang Pasar Pramuka Diintimidasi Tak Boleh Jualan, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah

Para pedagang obat di Pasar Pramuka, Kecamatan Matranan, Jakarta Timur diintimidasi untuk tidak berjualan oleh sejumlah oknum pada Jumat (14/11/2025)

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Hironimus Rama
Warta Kota
PRAMUKA - Para pedagang obat di Pasar Pramuka, Kecamatan Matranan, Jakarta Timur yang kiosnya tidak ditutup sementara oleh Perumda Pasar Jaya mendapat intimidasi dari sejumlah orang, Jumat (14/11/2025). (WARTA KOTA/MIFTAHUL MUNIR) 

Laporan Miftahul Munir

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, MATRAMAN - Para pedagang obat di Pasar Pramuka, Kecamatan Matranan, Jakarta Timur yang kiosnya tidak ditutup sementara oleh Perumda Pasar Jaya mendapat intimidasi dari sejumlah orang, Jumat (14/11/2025).

Aksi itu pun viral di media sosial instagram @warungjurnalis, di mana beberapa oknum meminta pemilik toko untuk segera menghentikan aktivitas berjualan.

Dalam unggahan tersebut, pemilik kios yang berjualan hanya bisa berdiam diri setelah diminta untuk menutup tokonya.

Baca juga: Penertiban Mafia Kios di Pasar Pramuka, Petugas Nyaris Bentrok dengan Pedagang

"Kamu legal enggak di sini, alat kesehatan (yang dijual) kamu kira kamu legal jualan di sini?," kata salah satu orang yang intimidasi pedagang, Jumat.

Pria berkaos putih itu menjadi tontonan oleh pedagang lain dan pria berkemeja abu-abu itu meminta agar mengikuti pengurus untuk tidak berjualan semuanya.

"Jangan mentang-mentang, di sini enggak ada yang legal loh, di sini ilegal semua, kamu tahu kan," ucap pria berkemeja abu-abu.

Pedagang berinisial LT (37) mengaku, dirinya dipaksa menutup toko sebagai bentuk solidaritas menolak revitalisasi Pasar Pramuka yang dijalankan Perumda Pasar Jaya.

"Kemarin itu banyak toko yang dipaksa tutup oleh mereka yang menyebut sebagai perwakilan pedagang atas nama tim 15. Padahal hari itu kita sedang banyak melayani pesanan," tegasnya.

Menurut LT, akibat aksi penutupan paksa oleh oknum yang mengaku sebagai pengurus pedagang, dirinya mengalami kerugian yang cukup besar. 

Pesanan yang masuk tak bisa terlayani dengan baik apalagi semua pedagang diminta tidak berjualan pada hari ini.

"Gara-gara tutup sampai hari ini kami rugi puluhan juta, kalau begini siapa yang mau tanggung jawab," jelasnya.

LT hanya berharap bisa berjualan seperti biasa demi menyambung hidup keluarga dan bisa membayar gaji para pegawainya setiap bulan.

Ia pun menyayangkan aksi penolakan harga kios yang selama ini disuarakan oleh beberapa pedagang, membuat pemasukannya hilang. 

"Mereka (mafia kios) itu yang menolak revitalisasi, kami pedagang mendukung penuh, karena kan ini untuk kebaikan kami kedepannya," imbuh LT. (m26)

 

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved