Berita Jakarta

Jakarta Hanya Punya TPU Tegal Alur yang Masih Bisa Terima Pemakaman Baru

Luas area TPU ini untuk pemakaman Islam adalah 55.024 meter persegi dan Kristen 94.180 meter persegi.

Editor: murtopo
Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah
TPU TEGAL ALUR -- Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur di Jalan Benda Raya, Kalideres, Jakarta Barat, menjadi satu-satunya TPU di wilayah Jakarta Barat yang masih membuka pemakaman untuk jenazah baru tanpa sistem tumpang. 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KALIDERESTempat Pemakaman Umum (TPU) Tegal Alur di Jalan Benda Raya, Kalideres, Jakarta Barat, menjadi satu-satunya TPU di wilayah Jakarta Barat yang masih membuka pemakaman untuk jenazah baru tanpa sistem tumpang.

Luas area TPU ini untuk pemakaman Islam adalah 55.024 meter persegi dan Kristen 94.180 meter persegi.

Pada area pemakaman Islam, 1.250 petak lahan berstatus siap pakai dan 56.628 petak lahan masih perlu pematangan. Sebagiannya merupakan makam pahlawan.

Sementara di area pemakaman Kristen, 64 petak lahan siap pakai dan 3.750 petak lahan masih perlu pematangan.

Adapun petugas Sudin Tamhut menerjunkan petugas lapanhan sebanyak 90 orang termasuk penggali kubur dan pemeliharaan sarana dan prasarana TPU.

Baca juga: Kondisi TPU di Jaksel yang Sudah Tak Lagi Terima Pemakaman Baru dan Terapkan Sistem Tumpang

Berbeda dari taman pemakaman umum (TPU) pada umumnya, tanah di TPU Tegal Alur nampak lebih keras, berpasir, dan dipenuhi bebatuan. 

Dari yang nampak di lokasi, Selasa (28/10/2025), di area makam TPU Tegal Alur Islam, pemandangan gersang dan kering menjadi potret yang terlihat di siang hari.

Sementara apabila hujan turun di hari sebelumnya, beberapa bagian tanah TPU Tegal Alur ini mengalami becek lantaran banyaknya genangan air di area tanah yang masih cekung. 

TPU Tegal Alur juga belum banyak diisi oleh tanaman di sekitarnya. Pohon-pohon hanya tumbuh di samping area makam saja.

Baca juga: Krisis Lahan Pemakaman di Jakarta, dari 80 TPU yang Ada, 69 TPU Sudah Penuh

Sementara kebanyakan makam masih berupa gundukan tanah berbatu dan nisan yang terbuat dari kayu.

Namun demikian, ada sejumlah makam yang sudah dipercantik oleh pihak keluarganya dengan menambahkan rumput di atas makamnya hingga terlihat lebih rapih.

Salah satu PJLP di area TPU Tegal Alur Islam yang tak ingin disebutkan namanya, menyampaikan bahwa tanah makam di TPU ini sebenarnya tidak cocok digunakan sebagai area pemakaman.

Sebab, tanah yang ada dinilai sangat berbatu dan berpasir sehingga petugas kerap kesulitan melakukan penggalian liang lahat.

“Ya, kalau secara tanah aja udah beda banget (dengan pemakaman biasa), enggak kuat kayak tanah merah. Itu kan kecampur batu-batu,” ujar dia di lokasi, Selasa (28/10/2025).

Menurutnya, saat penggalian dilakukan untuk menguburkan jenazah baru, yang lebih banyak terkeruk adalah bebatuan.

Sementara saat cuaca panas, area TPU menjadi retak dan bolong-bolong. Karena itu, penggalian lahan memakan waktu lebih lama dibanding biasanya.

“Kalau ngegali di urukan itu bisa dua jam kayaknya. Karena kan ngegali ketemunya batu terus jadinya,” jelas dia.

Di samping itu, saat hujan mengguyur, dia menyebut TPU Tegal Alur kerap tergenang banjir.

Walhasil, beberapa makam menjadi terkikis lantaran stuktur tanahnya yang berpasir.

"Kalau hujan deres, ya banjir. Udah biasa lah kegenang air begitu. Kalau dulu cuma di Prepedan (kampung sebelah TPU), sekarang di sini aja kena banjir," katanya.

Sementara itu, Kepala Suku Dinas Pertamanan dan Hutan (Kasudin Tamut) Kota Jakarta Barat, Dirja Kusumah membenarkan bahwa tanah di TPU Tegal Alur berbeda dari tanah makam biasanya.

"Ya (TPU Tegal Alur) tanah dari galian MRT, karena curah hujan yang lebat jadi tanahnya terkikis," kata Dirja saat dikonfirmasi Warta Kota, Selasa.

Kendati demikian, Dirja memastikan pihaknya bakal memperbaiki kondisi makam tersebut.

Sejumlah petugas yang diterjunkan juga sudah melakukan penggemburan tanah.

"Kami perbaiki kondisi makamnya, dirapikan kembali," jelas dia.

Dirja juga tak menampik jika tanah yang digunakan untuk TPU cenderung berpasir dan berbatu.

Karena itu selama musim penghujan, ia berjanji akan intens mengelola area lahan ini, termasuk membuat drainasenya.

“Jadi, kalau saat cuaca curah hujan tinggi seperti ini, memang rawan rusak karena terkikis tanahnya,” pungkas dia.(m40)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved