Pemilu 2024

Quick Count Pilpres dan Pileg 2024 Litbang Kompas Gunakan Dana Sendiri, Hasil  Dijamin Presisi

Penulis: Domu D. Ambarita
Editor: murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Harian Kompas akan melaksanakan survei hitung cepat (quick count) dan exit poll pemilihan umum 2024, Rabu (14/2/2024). General Manager Litbang Kompas Ignatius Kristanto Hadisaputro menyebut hasil quick count akan diumumkan cepat, beberapa jam setelah pencoblosan.

Menurut Kris, kualitas hasil survei tim Litbang Kompas dijamin tepat sesuai sistem ukuran survei. “Lebih presisi karena jumlah responden lebih besar, yaitu 2.000 TPS.”

Keandalan hitung cepat Kompas sebagai rujukan hasil Pemilu 2024 ditopang metode sampling acak sistematis dengan tingkat kepercayaan 99 persen, dan simpangan kesalahan (margin of error) diperkirakan kurang dari satu persen.

Sistem dan prosedur kerja tim survei didesain berjenjang. Setiap 5 tenaga survei di TPS dipimpin sesorang koordinator TPS.

Tenaga lapangan disebut interviewer. Dengan demikian, 2.000 petugas (interviewer) di TPS memiliki atasan langsung berjumlah 400 orang, selaku koorinator TPS.

Tenaga interviewer dan koordinator berlatar belakang pendidikan sarjana, atau mahasiswa setidaknya tingkat akhir, menjelang lulus kuliah. Status tenaga lepas. Kemudian setiap dua atau tiga provinsi diawasi seorang tenaga peneliti Litbang Kompas.

Cara kerjanya adalah, tim lapangan menggunakan telepon seluler memotret kertas formulir Model C1 Plano yang berisi angka-angka hasil rekapitulasi penghitungan suara di TPS.

Foto dikirim melalui aplikasi yang desain tim IT Kompas di kantor Pusat di Jalan Palmerah Selatan, Jakarta.

Agar hasilnya akurat, tim di pusat data Litbang Kompas yang berada Jakarta, memvalidasi secara berjenjang. Pertama, tim mengcek isi dan kualitas foto yang dikirim.

Kemudian tim menelepon si pengirim foto dari lapangan, untuk menanyakan apakah foto pengitungan suara yang dikirim sudah akurat.

“Verifikai tahap kedua, dilakukan oleh tim Litbang Kompas dari Jakarta dengan menelepon ketua KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) atau petugas KPPS untuk verifikasi atau menanyakan apakah hasil pengitungan suara yang dikirim dari lapangan sesuai dengan hasil rekapitulasi riil di TPS itu. Setelah data presisi, dimasukkan ke dasboard sistem pengolahan data secara kompurer,” ujar Kris.

Masih menurut Kristanto, sebanyak 2.000 TPS sampel yang ditarik secara acak memiliki konsekwensi untuk kerja tim. 2.000 titik TPS itu dicari alamat lengkap.

“Ternyata ada di daerah terluar, desa terpencil atau di pegunungan. Tim kami harus datang ke sana, walaupun jauh, kecuali di pengunungan Papua,” kata Kris.

Dengan cara randong sampling itulah, interviewer Litbang Kompas, melakukan hitung cepat dari lima titik terluar wilayah Indonesia.

Yakni di dekat Titik Nol Sabang, Aceh, selaku wilayah paling Barat. Kemudian di bagian Selatan terletak di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur.

Di daerah terluar, terdapat di Pulau Sebatik, Kalimantan Utara, titik perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

Selanjutnya di Pulau Talaud, Sulawesi Utara, lokasi paling utara, serta dekat perbatan Indonesia dengan Papua Nugini.

Halaman
123