Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Bakal calon anggota legislatif (bacaleg) Partai Garuda yang akan bertarung pada Pemilu 2024 mayoritas berasal dari kalangan anak muda.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Garuda Tedy Gusnaidi dalam wawancara podcast dengan Warta Kota Network pekan lalu.
"Mayoritas bacaleg kami, baik untuk DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota berasal dari anak-anak muda kaum milenial," kata Tedy.
Dia menambahkan usia para bacaleg ini berada di kisaran 20 tahun hingga 30 tahun lebih.
"Kami yakin dengan mengusung anak-anak muda ini bisa mendapatkan kursi di DPR maupun DPRD," ujarnya.
Menurut Tedy, Partai Garuda mengusung anak-anak muda bukan semata karena ingin menyasar pemilih milenial yang jumlahnya cukup besar pada Pemilu 2024.
"Kami Partai Garuda beda. Para bacaleg kami sebagian besar anak muda. Tetapi bukan karena sebagian besar pemilih milenial," paparnya.
Baca juga: Blacklist Anies Baswedan, Partai Garuda Masih Bingung Dukung Ganjar atau Prabowo untuk Capres 2024
Alasan utama Partai Garuda memilih bacaleg milenial adalah karena pemikirannya masih segar, kreatif dan bisa menghasilkan karya besar.
"Caleg kami rata-rata kepala dua dan tiga sehingga masih fresh pemikirannya, bukan mengejar kuota pemilih," jelasnya.
Tedy mengambil contoh grup-group band besar di dunia dan Indonesia menghasilkan karya besar (masterpiece) di saat usai muda, bukan usia tua.
"Grup band legendaris dunia seperti Queen, Rolling Stones, Gun's and Roses, Led Zeppelin menghasilkan karya masterpiece saat masih muda. Begitu pun band di Tanah Air seperti Dewa 19, Slank, Gigi, dan lain-lain," bebernya.
Fakta ini, lanjut dia, menunjukkan anak-anak muda memiliki potensi untuk membawa perubahan dan menghasilkan karya besar bagi dunia politik di Indonesia.
Baca juga: Paling Cepat Besok Koalisi KPP Umumkan Bakal Cawapres Pendamping Anies Baswedan di Pilpres 2024
"Kreativitas dan energi besar yang dimiliki anak-anak muda ini yang kami harapkan bisa membawa perubahan di Indonesia," tutur Tedy.
Meskipun demikian, dia menilai tantangan terbesar bagi keterpilihan bacaleg milenial ini adalah politik uang (money politics).
Tedy menilai saat ini bukan rahasia lagi jika money politics digunakan oknum caleg berduit untuk meningkatkan suara agar terpilih jadi anggota dewan.
Baca juga: Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Sebut Jumat Pekan Depan Ada Lagi Partai yang Dukung Ganjar Pranowo
"Ketika kami datang sosialisasi ke masyarakat, banyak masyarakat mengeluh. Mereka bilang begini, saat kampanye kalian datang janjikan sesuatu. Setelah jadi anggota dewan janji ditepati, ditelpon saja susah, apalagi datang ke konstituen. Ini bisa dicek dari Sabang sampai Merauke," tandas Tedy.