Guru Besar UI

Guru Besar FKG UI Ungkap Penggunaan Teknologi 3D dalam Bedah Mulut Masih Hadapi Banyak Tantangan

Guru Besar FKG UI Ungkap Penggunaan Teknologi 3D dalam Bedah Mulut Masih Hadapi Banyak Tantangan

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Guru Besar FKG UI Ungkap Penggunaan Teknologi 3D dalam Bedah Mulut Masih Hadapi Banyak Tantangan 

Meski demikian, penggunaan teknologi 3D di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan.

Baca juga: Prof Supriatna Dikukuhkan Jadi Guru Besar Geografi FMIPA UI

Keterbatasan infrastruktur teknologi kesehatan memerlukan investasi besar.

Penggunaan teknologi 3D dalam bedah mulut dan maksilofasial, seperti pencetakan implan individu (custom) atau penggunaan panduan bedah 3D, juga membutuhkan biaya yang tinggi.

Selain itu, memprioritaskan investasi dalam teknologi 3D lebih sulit jika dibandingkan dengan kebutuhan dasar lainnya, seperti peralatan bedah konvensional dan obat-obatan.

Oleh karena itu, untuk memaksimalkan potensi teknologi 3D, Prof. Lilies menyebut perlu adanya integrasi dalam pendidikan kedokteran gigi, khususnya di tingkat universitas.

Pengajaran dan pelatihan teknologi 3D dimasukkan dalam kurikulum untuk memastikan bahwa tenaga medis siap menghadapi tantangan teknologi canggih ini.

Kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan penyedia teknologi juga penting untuk menciptakan
kurikulum yang relevan dengan kebutuhan modern.

Baca juga: UI Miliki 5 Laboratorium Canggih Senilai Rp 178 Miliar, Ini Penjelasan Rektor Prof Heri Hermansyah

Selain itu, pemerintah perlu berkolaborasi dengan sektor swasta untuk memperluas akses teknologi 3D dengan memberikan subsidi atau hibah untuk rumah sakit di daerah terpencil.

“Melalui langkah ini, teknologi 3D dapat memberikan dampak besar dalam meningkatkan kualitas perawatan bedah mulut dan maksilofasial di Indonesia, serta memperluas akses ke prosedur medis yang lebih presisi dan  aman bagi masyarakat luas.

"Dengan investasi dalam pelatihan tenaga medis, infrastruktur teknologi, dan kebijakan yang mendukung, teknologi ini tidak hanya meningkatkan kualitas perawatan, tetapi juga memberikan akses yang lebih luas ke pelayanan kesehatan berkualitas, bahkan di daerah terpencil,” ujar Prof.
Lilies.

Penelitian Prof. Lilies terkait pemanfaatan teknologi 3D untuk kesehatan bedah mulut dan maksilofasial ini menunjukkan ketertarikannya pada bidang tersebut.

Sebelumnya, ia melakukan beberapa penelitian lain, di antaranya Autogenous Block Graft with Simultaneous Implant Placement in the Aesthetic Zone.

Kemudian A Case Report (2024), Treatment Outcome Comparison between Tooth Borne vs Bone Borne Intermaxillary Fixation Devices.

Baca juga: Guru Besar UI Sebut Jumlah Penderita Kanker di Indonesia Bakal Melonjak 63 Persen di Tahun 2040

Lalu, A Systematic Review (2024), dan Evaluating Dental Arch Relationships in Indonesian Patients with Operated Bilateral Cleft Lip and Palate Using Modified Huddart/Bodenham Index and Bauru-Bilateral Cleft Lip and Palate (BCLP) Yardstick (2024).

Sebelum dikukuhkan sebagai guru besar, Prof. Lilies menamatkan pendidikan di FKG UI untuk program Sarjana Kedokteran Gigi (1987), Spesialis-1 Bedah Mulut (2003), dan Doktor Kedokteran Gigi (2014).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved