Guru Besar UI

Guru Besar ke-6 UI Tahun 2025 Ungkap Google Earth Engine Dapat Pahami Ancaman Bencana Lebih Mendalam

Prof Tito Latif, Guru Besar ke-6 UI Tahun 2025 Ungkap Google Earth Engine Dapat Pahami Ancaman Bencana Lebih Mendalam dan Mitigasi Lebih Efektif

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Guru Besar ke-6 UI Tahun 2025 Ungkap Google Earth Engine Dapat Pahami Ancaman Bencana Lebih Mendalam 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. Tito Latif Indra, S.Si., M.Si., sebagai guru besar tetap dalam Bidang Ilmu Geografi Lingkungan Kebencanaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

Pengukuhan tersebut digelar di Balai Sidang, Kampus UI Depok, Rabu (15/1/2025).

Pengukuhan guru besar tetap itu dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU.

Prof. Tito menyampaikan pidato pengukuhan yang berjudul “Mengintegrasikan Ruang-Risiko-Resiliensi dalam Menghadapi Tantangan Kebencanaan di Indonesia”.

Baca juga: UI No 1 di Indonesia Top Affiliations by Publication Scopus, Ini Harapan Prof Heri Hermansyah

Ia merupakan Guru Besar ke-6 yang dikukuhkan di UI pada tahun 2025.

Menurut Prof. Tito, hal yang disampaikannya berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi kebencanaan yang kian kompleks di Indonesia, sebuah negara yang diberkahi keindahan geografis sekaligus dihadapkan pada tantangan bencana yang beragam.

“Indonesia, negara dengan konstelasi regional yang kompleks, berdiri di atas 4 lempeng tektonik aktif, yaitu lempeng Eurasia, IndoAustralia, Pasifik dan Filipina,” ujar Prof. Tito, Wakil Dekan II FMIPA UI.

Ia menambahkan, Indonesia juga dilalui oleh 2 sirkum pegunungan vulkanik, yaitu sirkum mediterania dan Pacific Ring of Fire dan letaknya di ekuator yang dipengaruhi oleh Inter-Tropical Convergence Zone (ITCZ) menyebabkan Indonesia memiliki tingkat kerentanan bencana yang tinggi.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) selama tahun 2023 telah terjadi 4.940 kejadian bencana di Indonesia yang didominasi oleh bencana kebakaran hutan dan lahan, banjir, dan cuaca ekstrem.

Baca juga: Guru Besar FKG UI Ungkap Penggunaan Teknologi 3D dalam Bedah Mulut Masih Hadapi Banyak Tantangan

Secara spasial, kejadian bencana lebih banyak terjadi pada wilayah-wilayah yang mengalami deforestasi dan alih fungsi lahan yang masif.

Di sisi lain, dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan bencana semakin signifikan yang berdampak pada lebih dari 9 juta jiwa masyarakat dan rusaknya ribuan infrastruktur.

Melihat kondisi dan tren kebencanaan di Indonesia yang semakin meningkat dan menantang, Prof. Tito mengatakan bahwa tidak heran Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla pernah berpesan, “Indonesia Supermarket bencana, harus diatasi dengan kekuatan!”.

Untuk itu, kutipan ini menjadi refleksi yang relevan dengan konteks selanjutnya, yaitu tentang “memanfaatkan” kekuatan teknologi khususnya teknologi geospasial dalam mengatasi tantangan kebencanaan di Indonesia.

“Salah satu kekuatan terbesar yang dapat kita maksimalkan adalah kekuatan teknologi geospasial.
Perkembangan teknologi geospasial yang pesat, dapat dioptimalkan menjadi salah satu alat utama dalam manajemen bencana di Indonesia,” katanya.

Google Earth Engine

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved