Guru Besar UI

Guru Besar FKG UI Sampaikan 12 Cara Jitu Menuju Indonesia Bebas Karies 2030

Guru Besar FKG UI Sampaikan 12 Cara Jitu Menuju Indonesia Bebas Karies 2030. Berdampak Negatif pada Kesehatan Anak

|
Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Guru Besar FKG UI Sampaikan 12 Cara Jitu Menuju Indonesia Bebas Karies 2030 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Universitas Indonesia (UI) mengukuhkan Prof. Dr. drg. Febriana Setiawati, M.Kes, FISDPH, FISPD., sebagai guru besar tetap dalam Imu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) di Makara Art Center (MAC), Kampus UI Depok, Sabtu (11/1/2025). 

Pada pengukuhan yang dipimpin oleh Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T.,
M.Eng., IPU., ini, Prof. Febriana menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Karies Anak
Usia Dini (Early Childhood Caries): Suatu Pendekatan Epidemiologi Oral dalam Bidang Ilmu
Kesehatan Gigi Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan”.

Baca juga: Guru Besar FMIPA UI Temukan Daun Nanas dan Tandan Kelapa Sawit untuk Bahan Penguat Komposit

Dalam pidatonya Prof. Febriana mengatakan, Early Childhood Caries (ECC) atau karies anak usia
dini merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling umum terjadi pada anak usia dini,
terutama di negara-negara berkembang.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, sebanyak 81,5 persen anak usia 3–4 tahun di Indonesia mengalami karies anak usia dini, menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara dengan prevalensi karies anak usia dini yang tinggi di Asia Tenggara.

Ia menekankan bahwa karies anak usia dini bukan hanya masalah kesehatan gigi dan mulut namun juga berdampak pada masalah kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Baca juga: Prof Supriatna Dikukuhkan Jadi Guru Besar Geografi FMIPA UI

Karies anak usia dini yang tidak ditangani, dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik, kualitas hidup anak dan orang tua, serta menjadi beban ekonomi keluarga dan masyarakat.

Lebih lanjut ia mengatakan, karies anak usia dini adalah penyakit yang muncul dari berbagai faktor,
termasuk mikroorganisme kariogenik, paparan karbohidrat yang dapat difermentasi melalui praktik
pemberian makan yang tidak tepat, dan variabel sosial.

Diperlukan beberapa langkah strategis dan rekomendasi berbasis bukti yang efektif dalam upaya pencegahan karies anak usia dini yang sejalan dengan kebijakan World Health Organization (WHO).

Untuk itu, dalam pidato pengukuhannya tersebut, Prof Febriana merekomendasikan 12 strategi
pencegahan ECC yang sejalan dengan kebijakan WHO dan target arah pembangunan Indonesia Emas
2045.

Baca juga: Guru Besar UI Sebut Jumlah Penderita Kanker di Indonesia Bakal Melonjak 63 Persen di Tahun 2040

Strategi tersebut adalah:

  1. Promosi pola makan sehat
  2. Penggunaan fluorida
  3. Edukasi kesehatan mulut di komunitas
  4. Pemeriksaan dan deteksi dini karies
  5. Penguatan kebijakan kesehatan masyarakat
  6. Integrasi kesehatan gigi dengan kesehatan Umum
  7. Meningkatkan dan memperluas akses pelayanan kesehatan gigi dan mulut
  8. Penyediaan Insentif bagi Tenaga Kesehatan di Daerah Terpencil
  9. Kampanye Nasional tentang Dampak Karies pada Masa Depan Anak
  10. Meningkatkan penelitian dan data untuk pengembangan sistem monitoring dan evaluasi berkelanjutan
  11. Penggunaan teknologi digital dalam promosi kesehatan gigi dan mulut
  12. Deteksi karies anak usia dini

Alokasi Anggaran yang Berkelanjutan untuk Pencegahan Karies

Semantara itu, sebagai bagian dari target Indonesia Bebas Karies 2030, Prof. Febriana juga
menyerukan penguatan kolaborasi lintas sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, dan sosial, untuk
menciptakan program pencegahan yang efektif dan berkelanjutan.

Baca juga: Guru Besar FMIPA UI: Jawab Kebutuhan Industri dan Bisnis, Kurikulum Pendidikan Harus Disesuaikan

Diperlukan dukungan kebijakan yang lebih kuat serta alokasi anggaran yang memadai untuk menjamin keberhasilan program pencegahan karies anak usia dini di seluruh Indonesia. 

“Dengan komitmen bersama, kita dapat menciptakan generasi anak-anak Indonesia yang lebih sehat,
bebas dari karies, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045,” ujar Prof. Febriana di pengujung
pidatonya.

Profil Singkat Prof Febriana

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved