Opini
Mengenal Kanker Payudara Metastasis, Begini Penjelasan Medis Dokter Andhika Rachman
Staging atau penentuan stadium pada kanker payudara metastasis adalah, proses untuk menggambarkan sejauh mana kanker menyebar di tubuh.
Penulis: Rendy Rutama | Editor: Vini Rizki Amelia
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEKASI - Kanker payudara adalah jenis kanker yang terjadi ketika sel-sel ganas tumbuh di dalam jaringan payudara.
Sejumlah sel tersebut dapat membentuk tumor yang mampu teraba pada pemeriksaan fisik atau terdeteksi melalui pemeriksaan mamografi.
Spesialis Penyakit dalam sekaligus Konsultan Hematologi-Onkologi Medik, dr. Andhika Rachman Sp.PD K-HOM mengatakan, kerap jadi pertanyaan sejumlah orang saat ini yaitu bagaimana jika yang terjadi adalah kanker payudara dengan metastasis.
Laki-laki yang bertugas di Sentra Medika Hospital Cibinong itu memaparkan, kanker payudara metastasis merupakan kondisi dimana kanker telah menyebar di paru-paru, hati, tulang, bahkan yang lebih hebat menyebar sampai ke otak.
Baca juga: Laporkan Dugaan Korupsi, Kontrak Sandi Butar Butar di Damkar Depok Tak Diperpanjang
Para dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan setelah dilakukan biopsi, histopatologi.
Kemudian dilanjut melakukan pemeriksaan IHK atau imunohistokimia, dan nantinya dari hal itu akan melihat apakah kanker payudara ini berjenis dari non-special type, lobular invasif atau ductal invasif.
“Lalu selanjutnya akan menentukan jenis reseptor hormonalnya, apakah estrogen maupun progesteron reseptor, atau dengan HER-2, Human Epidermal Growth Factor Receptor positif,” kata Andhika, Senin (6/1/2025).
Baca juga: Dana Program Indonesia Pintar Diduga Diselewengkan Oknum Kepala Sekolah di Kabupaten Bogor
Pria yang tergabung di tim dokter onkologi Suherman Widyatomo Integrated Cancer (SWICC) ini menjelaskan, penting untuk melakukan pemeriksaan CT Scan atau PET Scan, yang fungsinya untuk melakukan staging.
Staging atau penentuan stadium pada kanker payudara metastasis adalah, proses untuk menggambarkan sejauh mana kanker menyebar di tubuh.
Pasien dengan kanker payudara metastasis dapat berdiskusi dengan tim dokter onkologi, baik dokter hematologi-onkologi medik dan dokter bedah onkologi untuk pilihan pengobatan.
Baca juga: LRT Mogok di Tengah Perjalanan Menuju Stasiun Bekasi Barat, 35 Orang Dievakuasi
Pasien dengan kanker payudara metastatik akan mendapatkan pengobatan hanya dengan kemoterapi saja, atau kombinasi kemoterapi dengan terapi target, contohnya menggunakan kombinasi obat anti HER-2 positif (Trastuzumab) dengan imunoterapi.
Siklus pengobatan kerap berlangsung lebih kurang sekira tiga minggu, sehingga dilakukan satu hari, jarak antara satu pengobatan dengan yang lain.
Jaraknya antara siklus sekira tiga minggu atau empat minggu, bergantung dari kemampuan atau efek samping yang ditimbulkan oleh obat-obat tersebut.
Seiring proses pengobatan itu, pihak dokter akan menilai apakah obat tersebut memberikan efek baik pada pasien atau tidak, lalu mampu memberikan manfaat atau tidak.
Baca juga: Diduga Alami Korsleting Listrik, Toko Kusen Samping MTs Assaadatain Bojongsari Depok Ludes Terbakar
Sehingga kurun dua siklus atau tiga siklus, dokter kerap akan melakukan evaluasi.
“Evaluasi entah dengan menggunakan CT Scan atau MRI atau menggunakan PET Scan kembali dengan menjawab pertanyaan apakah pengobatan yang sudah diberikan sebelum ini berhasil untuk mengecilkan atau menghilangkan daripada kanker tersebut,” jelasnya.
Andhika menuturkan pengobatan selain manfaat didapat juga terdapat efek samping yang timbul.
Terkhusus ada yang paling tidak disukai oleh para pasien, terutama kaum wanita adalah rambut rontok atau kepala menjadi gundul.
Baca juga: Kepsek SDN 1 Pajeleran Cibinong Bogor Kecewa dengan Makan Bergizi Gratis, Ini Alasannya
Pastinya hal itu mendominasi seluruh pengobatan kanker payudara, namun setelah pengobatan selesai rambut akan tumbuh kembali.
Bukan tanpa sebab, rata-rata pasien yang menjalani kemoterapi akan mengalami efek samping seperti penurunan darah putih atau leukopenia atau netropenia.
Hal itu terjadi pada hari kelima, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai apakah leukosit berada di bawah 3000 atau hitung absolute netrofil count berada di bawah nilai 1500.
Ketika saat itu perlu dilakukan pemberian G-CSF (Granulocyte Colony-Stimulating Factor) obat untuk meningkatkan darah putih, dan itu sudah dapat ditemukan di sejumlah apotek.
Baca juga: Inilah Doa Mendapatkan Kekayaan dan Kesuksesan di Tahun Baru 2025
“Di Sentra Medika obat-obatan untuk meningkatkan darah putih sehingga ketika bisa mengantisipasi efek samping yang timbul terutama yang paling berat adalah leukosit yang turun, kami berharap bahwa pasien tersebut tidak akan jatuh dalam keadaan infeksi, tidak jatuh dalam keadaan diare sehingga dapat melanjutkan kemoterapi pada siklus-siklus berikutnya,” tuturnya.
Akhir pemaparannya, Andhika mengungkapkan menghadapi efek samping seperti persoalan nutrisi sangat penting.
Sehingga sangat direkomendasikan untuk mengonsumsi protein, terutama protein hewani seperti daging merah, susu, ikan, telur dan sebagainya dengan harapan pasien akan dapat melalui fase-fase kritis terutama 10 hari pertama setelah kemoterapi diberikan.
“Saya berharap BPJS di masa mendatang kelak dapat mendukung pemberian obat-obatan untuk masyarakat, khususnya para pasien kanker payudara,” tutupnya. (m37)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.