Kabupaten Karawang
Rumah Warga Pesisir di Karawang Hilang Akibat Abrasi, Ban Bekas Jadi Solusi
Appostrap ini sudah dipasang di dua dusun, yakni Dusun Muara 1 dan Dusun Muara 2 dengan panjangnya sudah 800 meter selama 4 tahun
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, KARAWANG - Desa Ciparagejaya, Kecamatan Tempuran salah satu daerah pesisir laut utara wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Wilayah itu menjadi salah satu lokasi dimana rumah-rumah warga di pesisir itu hilang 'ditelan laut'.
Namun, berkat upaya sejumlah warga, khususnya yang tergabung dalam Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) kembali muncul daratan atau tanah timbul.
Selasa, 20 Agustus 2024, wartawan Wartakotalive.com mengunjungi kawasan ini menyaksikan ada sejumlah rumah yang rusak bekas diterjang ombak dan terdampak abrasi.
Baca juga: Asep Stroberi dan Bianglala Lolos dari Penggusuran di Jalan Raya Puncak, Ini Kata Kasatpol PP
Namun, terlihat pula ada sejumlah rumah yang nampak baru dibangun di area tersebut.
Ada hal menarik, di sepanjang bibir pantai atau pesisir itu terdapat tumpukan ban-ban bekas sekitar 800 meter lebih.
Ya, itu menjadi upaya warga yang telah dilakukan bertahun-tahun hingga akhirnya muncul kembali daratan setelah hilang terdampak abrasi.
Salah satu warga setempat, Misju Junardi (48) mengungkapkan kisah pahitnya. Bahwa, pada tahun 1983 keluarganya kehilangan rumah tinggalnya karena tergerus abrasi air laut.
Baca juga: Takut Namanya Dicatut Paslon Pilkada Jakarta, Meini Sambangi Posko Sambil Bawa KTP
Rumahnya hancur karena memang dekat sekali dengan bibir pantai. Sehingga dirinya dan keluarga dipindahkan ke bidang tanah milik mantan pejabat sekretaris daerah Kabupaten Karawang era orde baru.
Awalnya ia mengira bakal tenang dengan rumah barunya karena lokasi cukup jauh dari bibir pantai.
Akan tetapi, terus terjadi kenaikan permukaan air laut hingga abrasi yang membuat rumahnya kembali hancur pada tahun 2000.
"Sempat kebingungan tinggal dimana, tapi akhirnya Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Kantor Dinas Sosial kala itu memberikan lahan 5×6 meter untuk keluarga dan bangun rumah. Alhamdulillah sampai sekarang aman," imbuhnya.
Baca juga: Gusur 196 Bangunan Liar di Puncak, Pemkab Bogor Akan Relokasi Pedagang ke Rest Area Gunung Mas
Melihat tanah kelahirannya terus kian menyusut, dirinya tak ingin tinggal diam. Ia berusaha meminta bantuan pemerintah daerah agar dibangun tanggul laut dan sejumlah upaya lain. Akan tetapi upaya itu minim hasil.
Sampai akhirnya, ada sejumlah kelompok warga yang memiliki keinginan serupa melakukan inisiatif membangun tanggul pemecah ombak menggunakan ban-ban bekas.
Namanya, Kelompok Kerja Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (KKPMP) Ciparagejaya. Kelompok yang diketuai Satrio Firdauzi Rojak mengungkapkan, wilayahnya sering mengalami abrasi sejak dirinya kecil atau sekitar tahun 1980-an.
Baca juga: Pembongkaran Bangunan di Puncak Dinilai Tidak Adil, Restoran Asep Stroberi Tetap Kokoh Berdiri
| Asep Stroberi dan Bianglala Lolos dari Penggusuran di Jalan Raya Puncak, Ini Kata Kasatpol PP |
|
|---|
| Ini Daftar Wisudawan Terbaik Tiap Fakultas Universitas Indonesia, Ini Penjelasan Rektor UI |
|
|---|
| Takut Namanya Dicatut Paslon Pilkada Jakarta, Meini Sambangi Posko Sambil Bawa KTP |
|
|---|
| Tak Ada Nama Anies Baswedan di Daftar Calon Kepala Daerah yang Diusung PDI Perjuangan |
|
|---|
| Gusur 196 Bangunan Liar di Puncak, Pemkab Bogor Akan Relokasi Pedagang ke Rest Area Gunung Mas |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.