Pendidikan

Australia Gembira Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Pakar Pemuliaan Ternak IPB Bilang Ini

Pakar Pemuliaan Ternak IPB University Prof Ronny Rachman Noor Australia Australia Antusias Menyongsong Program Makan Bergizi Gratis.

Editor: dodi hasanuddin
IPB University
Australia Gembira Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran, Pakar Pemuliaan Ternak IPB Bilang Ini 

Selain susu, Indonesia sudah sejak lama juga mengimpor daging dalam jumlah sangat besar dari Australia.

Kata Prof Ronny, bukan hanya sapi hidup, Indonesia juga tercatat sebagai pengimpor daging beku dan jeroan dari Australia.

Tidak tanggung-tanggung, bagi Australia, Indonesia merupakan pelanggan jeroan (paru-paru, lidah, dan jantung) nomor 1 bagi Australia.

Sebagai gambaran, setiap tahunnya Indonesia mengimpor rata-rata sebanyak 500.000 ekor sapi ke Indonesia dengan nilai mencapai Rp10.718.060.000.000.

Bagi Australia, proporsi ekspor daging ke Indonesia mencapai 40 persen dari nilai total ekspor dagingnya.

Menurut dia, Indonesia tambang emas bagi Australia karena di sana pemasaran jeroan dilakukan dengan sangat ketat.

Baca juga: PKS Siapkan Karpet Merah Untuk Prabowo Subianto, Sekjen: Kami Akan Sambut

Terlebih, sebagian besar dari jeroan ini dilarang dipasarkan di Australia dengan alasan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Dengan cara mengekspor jeroan ini, Australia menangguk keuntungan yang sangat besar karena jeroan tidak bersaing dengan kebutuhan domestik Australia.

“Dengan jumlah penduduk keempat terbesar dunia, kebutuhan daging dan susu Indonesia sangat besar dan sampai saat ini belum dapat dipenuhi oleh produksi daging dan susu dalam negeri. Oleh sebab itu, sebagai salah satu negara penghasil susu dan daging terbesar dunia, Australia sangat berkepentingan menangkap peluang besar dari program makan siang dan minum susu gratis ini,” urai Prof Ronny.

“Jadi tidak heran jika Australia merupakan negara paling sumringah dan antusias terhadap program makan siang dan susu gratis ini, karena dapat dipastikan ini akan menggairahkan industri peternakan Australia,” pungkas Prof Ronny. 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved