Pemilu 2024

Caleg PKN Dian Farizka Nilai Debat Cawapres Kedua Jadi Ajang Saling Mencela, Bukan Adu Gagasan

Wakil Sekjen Pimnas PKN ini menilai gaya Gibran Rakabuming, kurang begitu baik saat mengajukan pertanyaan dan memberi tanggapan.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Tribunnewsdepok.com/Hironimus Rama
Caleg PKN Dian Farizka saat ditemui usai wawancara podcast dengan Tribun Network di Bogor pada Rabu (24/1/2024). 

"Pertanyaan jebakan seperti ini tidak boleh. Seharusnya dijelaskan dulu istilahnya baru dirumuskan pertanyaannya," tambahnya.

Menurut dia, jawaban Mahfud atas pertanyaan Gibran sebenarnya tidak salah karena greenflation itu terkait ekonomi hijau.

Lalu Gibran menanggapi jawaban Mahfud dengan menjelaskan demo rompi kuning di Prancis.

"Sebenarnya ini tidak ada korelasinya dengan greenflation. Kerusuhan di Prancis itu sebenarnya terkait pajak yabg tinggi, sementara gaji rendah. Disitulah muncul rompi kuning," bebernya.

Pria yang berprofesi sebagai pengacara ini menjelaskan dwmo rompi kuning muncul pada zaman Presiden Emanuel Macron tahun 2018.

"Kenapa pakai rompi kuning? Tujuannya agar lebih mudah diketahui ketika ada yang meninggal saat kerusuhan. Itu sejarahnya. Jadi penjelasan Gibran itu sebenarnya bukan soal greenflation tetapi greedflation. Makanya Mahfud mengatakan jawabannya itu ngawur," ungkap Dian.

Dia berharap debat cawapres harus lebih mengemukakan visi misi dan program kerja, bukan saling mencela.

"Jadi tidak perlu kita saling olok-olokan saat debat. Apalagi disaksikan ratusan juta warga Indonesia," tandas Dian.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved