Depok Hari Ini

Program PMT Balita Stunting Menuai Protes, Ini Penjelasan Dinas Kesehatan Kota Depok

Warga di sejumlah kecamatan di Kota Depok mengeluhkan nilai gizi dari menu makanan tambahan ini karena hanya berupa kudapan seperti tahu dan otak-otak

Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Tribunnewsdepok.com/Hironimus Rama
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mari Liziawati (kedua dari kiri) memberikan penjelasan mengenai program pemberian makanan tambahan bagi balita stunting di Kantor PWI Kota Depok, Jl. Melati Raya No.3, Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (15/11/2023). 

Laporan Wartawan TribunnewsDepok.com Hironimus Rama

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Program pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita penderita stunting di Kota Depok mendapat protes dari sejumlah warga.

Warga di sejumlah kecamatan di Kota Depok mengeluhkan nilai gizi dari menu makanan tambahan ini karena hanya berupa kudapan seperti tahu, otak-otak dan olahan kentang.

Bahkan di Kecamatan Tapos warga protes karena makanan tambahan ini hanya berupa basi dan kuah sup.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mari Liziawati mengatakan pemberian makanan tambahan ini sudah sesuai petunjuk teknis dari Kementerian Kesehatan.

"PMT ini sudah sesuai petunjuk teknis dari Kemenkes. PMT ini harus pangan lokal. Jadi kita tidak memberi PMT dari pabrikan seperti biskuit, susu dan lain-lain," kata Mary di Kantor PWI Kota Depok, Jl. Melati Raya No.3, Depok Jaya, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Rabu (15/11/2023).

Baca juga: DPRD Kota Depok Persoalkan Menu Stunting, Rp 18.000 Cuma Dapat Nasi dan Kuah Sop

Dia menjelaskan PMT harus diolah dari pangan untuk dikonsumsi balita yang mengalami persoalan gizi.

"Pemberian PMT lokal ini disertai edukasi. Kita kerja sama dengan Ocan Bananas (Ojek Cantik Bawa Makanan untuk Balita Stunting) untuk distribusinya," paparnya.

Dengan menggandeng Ocan Bananas, Mary berharap bisa memberikan edukasi kepada orang tua penderita stunting.

"PMT lokal ini terdiri dari 6 hari kudapan dan 1 hari menu makanan lengkap. Pada hari ketujuh, menu makanannya lebih lengkap Kita kumpulkan balita dan ibunya untuk diberiakan edukasi terkait stunting," tuturnya.
Menurut Mary,  warga keliru memahami PMT ini karena berharap menu makanan lengkap setiap hari. Karena itu, ketika menu yang datang berupa kudapan seperti tahu, olahan kentang, otak-otak maka banyak yang protes. 

Baca juga: Cegah Stunting, Wali Kota Depok Galakkan Program Gemar Makan Ikan

"Persepsi ini yang perlu diluruskan di masyarakat. PMT yang kita berikan berupa menu makanan lengkap sekali seminggu dan kudapan 6 kali seminggu. Kudapan ini bisa diberikan disela waktu antara waktu makan utama," ucapnya.

Dia berharap setelah PMT dilaksanakan selama 28 hari (10 November-7 Desember 2023), para ibu balita stunting sudah mengerti cara menyiapkan makanan bergizi bagi anaknya.

"Dengan program ini, kita ingin program Indonesia Emas tahun 2045 terwujud. Program ini harus dimulai dari mengatasi stunting anak-anak balita saat ini agar memiliki daya saing dengan negara lain," tegas Mary.

Mary menjelaskan PMT ini digelar karena Pemkot Depok mendapat dana insentif dari pemerintah pusat melalui Wakil Presiden.

"Wapres memberikan penghargaan kepada kota/kabupaten yang angka stuntingnya dibawah angka nasional," imbuhnya.

Baca juga: Depok 5 Besar Kota dengan Angka Stunting Terendah di Indonesia, Dapat Dana Insentif Fiskal Rp 6,6 M

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved