Lebaran

Jadi Khatib Idul Fitri, Ini Pesan Nur Mahmudi Ismail, Singgung Utang & Kemandirian Pangan Indonesia

Ini pesan Nur Mahmudi Ismail saat menjadi khatib salat Idul Fitri di Kelurahan Mekarjaya, Sukmajaya, Kota Depok.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
Jadi Khatib Idul Fitri, Ini Pesan Nur Mahmudi Ismail, Singgung Utang & Kemandirian Pangan Indonesia 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, SUKMAJAYA - Jadi Khatib Idul Fitri, Ini pesan Nur Mahmudi Ismail, Singgung Utang & Kemandirian Pangan Indonesia.

Warga RW 17, Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok melaksanakan salat Idul Fitri di Masjid Al Ikhlas BKPM.

Sedangkan warga RW 17 menggelar salat Idul Fitri di Masjid Miftahul Jannah di Jalan Nakula Raya, Mekarjaya, Sukmajaya.

Baca juga: Nur Mahmudi Ismail Jadi Pembicara di Acara Ngabuburit Ngaji Ekologi Bersama Sarwono Kusumaatmadja

Ada hal yang menarik dalam pelaksanaan salat Idul Fitri tersebut.

Wali Kota Depok 2006 - 2016, Nur Mahmudi Ismail menjadi khatib. Pencetus gerakan One Day No Rice di Kota Depok itu menyampaikan khotbah bertema Indonesia Beribadah, Bermuamalah dan Berdakwah Membangun Peradaban Islam Rahmatan lil Alamin.

Dalam khotbanya Peneliti Utama BRIN itu menyampaikan banyak pesan mendalam. Simak pesan yang disampaikan Nur Mahmudi Ismail.

Jama’ah shalat Ied yang dimuliakan Alloh SWT, Kita sekalian patut bersyukur kehadirat Alloh SWT

Wahai Orang2 yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dengan Taqwa yang sebenarnya, dan jangan lah kamu sekalian meninggal kecuali kamu sekalian sebagai muslim.

Kita baru saja menyelesaikan shaum, menurut Bahasa Arab berarti “menahan dari segala sesuatu”, sementara menurut risalah Islam berarti: “menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya. mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niyat dan beberapa syarat”.

Shaum, berarti menahan makan terhadap makanan halal kita, menahan minum terhadap minuman halal kita, menahan tidak berhubungan suami istri terhadap pasangan sah kita dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari selama satu bulan penuh.

Selain itu, seluruh perbuatan mungkar tetap harus kita hindari dan seluruh kewajiban harus kita laksanakan.

Baca juga: Sawangan Macet, Pemkot Depok Minta Kemenhub Perlebar Jalan Raya Sawangan hingga Siapkan Angkot AC

Bukan karena shaum kita harus libur dari kewajiban pelayanan pemerintahan, aktivitas usaha, serta sosial kemasyarakatan.

Bahkan, pada bulan Ramadhan kita semakin meningkatkan beberapa aktivitas sunnah dan wajib seperti Qiyamul Ramadhan dan Qiyamul lail, Kualitas dan kuantitas Bacaan Al Qur’an, Pemahaman Makna Al Qur’an, Pengamalan isi tuntunan Al Qur’an dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Jumlah dan kualitas Hafalan Al Qur’an kita, serta tekad untuk berpartisipasi dalam mengajarkan dan mengembangkan proses pengajaran Al Qur’an.

Alhamdulillaah.... pada bulan Ramadhan ini, kita telah perbanyak dzikir, tasbih, tahmid, tahlil dan
takbir serta istighfar kita kepada Alloh SWT.

Kita juga telah meningkatkan kualitas kekhusyu’an ibadah kita. Semoga itu semua telah kita kerjakan sepenuhnya karena keimanan, kepasarahan dan pengharapan kita kepada Alloh SWT, sehingga derajat
ketaqwaan kita makin benar, dan Alloh SWT mengampuni kekurangan, kesalahan dan ketidaksempurnaan ibadah, mu’amalah dan perjuangan amar makruf nahi munkar kita.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved