Beberapa hal yang dikeluhkan penumpang mulai dari ketiadaan sabun untuk mencuci tangan, kertas tisu, mesin pengering tangan, sajadah dan rak sepatu.
Salah seorang penumpang bernama Elisabeth (26) mengaku, baru pertama kali menjajal Halte Transjakarta GOR Soemantri di Jalan Rasuna Said, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan.
Sebagai tempat yang baru diuji coba sejak Jumat (24/3/2023) lalu, kata dia, seharusnya Transjakarta memperhatikan sarana penunjang para penumpang.
“Tadi saya mau cuci tangan, tapi nggak ada sabun. Kalau ada sabun, itu jauh lebih baik untuk membersihkan tangan,” ujar Elisabeth saat ditemui di halte tersebut pada Minggu (26/3/2023).
“Bahkan untuk tisu juga nggak ada, mungkin ke depan bisa disediakan tisu dan sabunnya,” lanjut dia.
Selain itu, Elisabeth juga meminta pihak Transjakarta untuk memindahkan plank penunjuk arah dari prasarana yang lama ke yang baru.
Kata dia, banyak calon penumpang salah naik tangga ke prasarana lama yang sekarang masih difungsikan sebagai jembatan penyeberangan orang (JPO).
“Harusnya plank di jembatan lama itu dicopot dan dipindahkan ke jembatan baru di halte terintegrasi ini, karena masih ada orang yang salah naik,” katanya.
Sementara itu, Satria (26) penumpang lainnya mengeluhkan, ketiadaan rak sepatu di musalah Halte GOR Soemantri.
Keberadaan rak sepatu dianggap penting, agar tidak mengganggu penumpang lainnya yang hendak ke toilet di ujung halte.
“Ada rak sepatu juga bisa bikin lebih rapi, karena sepatu nggak berceceran di lorong yang mengarah ke toilet,” ujar Satria.
Selain itu, Satria juga menyayangkan belum adanya jembatan penyeberangan di sisi timur Halte Departemen Kesehatan.
Di sana hanya ada lift, tapi belum dioperasikan karena masih dalam tahap penyelesaian.
“Jadi kalau saya mau naik Transjakarta, harus nyeberang dulu lewat zebra cross, jadi harapan saya lift bisa segera dioperasikan jadi nggak perlu nyeberang,” katanya.
Sedangkan Andi (33) penumpang Transjakarta lainnya, mengeluhkan ketiadaan sajadah di musalah Halte Setiabudi Utara.
Meski halte ini jauh lebih sempit dibanding halte GOR Soemantri, harusnya tetap disediakan sajadah sebagai alas salat
“Tadi saya coba naik dari Halte GOR Soemantri, di sana ada sajadah, tapi di Halte Setiabudi Utara nggak ada. Harusnya semua halte diberikan fasilitas yang sama,” ucap Andi.
Pantauan Warta Kota Network di Halte GOR Soemantri, di sana dilengkap sejumlah fasilitas, seperti toilet umum, toilet untuk difabel dan musalah.
Di halte tersebut juga disediakan lift khusus difabel, lansia dan ibu hamil serta guiding block sebagai panduan bagi tunanetra yang ingin masuk halte.
Diketahui, ada lima halte BRT Transjakarta yang terintegrasi LRT Jabodebek telah dioperasikan sejak Jumat (24/3/2023) lalu.
Kelima halte itu adalah Departemen Kesehatan (halte BRT Stasiun Kuningan), halte GOR Soemantri (halte BRT Stasiun Rasuna Said), halte Setiabudi Utara (halte BRT Stasiun Setia Budi), halte BNN (halte BRT Stasiun Cawang), dan halte Dukuh Atas 2 (halte BRT Stasiun Dukuh Atas).
Penggunaan halte ini setelah Transjakarta dan LRT Jabodebek meneken berita acara operasional prasarana Halte BRT Terintegrasi Stasiun LRT pada Jumat (24/3/2023) lalu.
Keberadaan halte dan stasiun ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Dokumen itu ditandatangani Pelaksana (Plt) Direktur Utama Transjakarta Mohamad Indrayana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan/Urban Transport Kementerian Perhubungan Ferdian Suryo Adhi Pramono.
“Penandatanganan ini merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Transjakarta dikarenakan terdapat sembilan halte BRT Transjakarta yang akan dioperasikan setelah terdampak pembangunan proyek LRT Jabodebek,” ujar Indrayana berdasarkan keterangannya pada Jumat (24/3/2023).
Sementara untuk halte-halte Transjakarta non integrasi yang akan dioperasikan antara lain adalah halte Kuningan Timur, halte Patra Kuningan, halte Karet Kuningan, dan halte Kuningan Madya.
Selain pengoperasian halte-halte terdampak akan dibuka akses Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) halte Cikoko Stasiun Cawang.
“LRT Jabodebek mendukung integrasi antar moda antara LRT Jabodebek dengan bus Transjakarta sehingga para pengguna transportasi umum dapat dengan mudah berpindah antar moda transportasi,” kata PPK Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan/Urban Transport Kemenhub Ferdian Suryo. (faf)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.