Transportasi Umum Jakarta
Halte Integrasi LRT Jabodebek Belum Optimal, Penumpang Sebut Fasilitas Penunjang Belum Memadai
Beberapa hal yang dikeluhkan penumpang mulai dari ketiadaan sabun untuk mencuci tangan, kertas tisu, mesin pengering tangan, sajadah dan rak sepatu.
“Jadi kalau saya mau naik Transjakarta, harus nyeberang dulu lewat zebra cross, jadi harapan saya lift bisa segera dioperasikan jadi nggak perlu nyeberang,” katanya.
Sedangkan Andi (33) penumpang Transjakarta lainnya, mengeluhkan ketiadaan sajadah di musalah Halte Setiabudi Utara.
Meski halte ini jauh lebih sempit dibanding halte GOR Soemantri, harusnya tetap disediakan sajadah sebagai alas salat
“Tadi saya coba naik dari Halte GOR Soemantri, di sana ada sajadah, tapi di Halte Setiabudi Utara nggak ada. Harusnya semua halte diberikan fasilitas yang sama,” ucap Andi.
Pantauan Warta Kota di Halte GOR Soemantri, di sana dilengkap sejumlah fasilitas, seperti toilet umum, toilet untuk difabel dan musalah.
Di halte tersebut juga disediakan lift khusus difabel, lansia dan ibu hamil serta guiding block sebagai panduan bagi tunanetra yang ingin masuk halte.
Diketahui, ada lima halte BRT Transjakarta yang terintegrasi LRT Jabodebek telah dioperasikan sejak Jumat (24/3/2023) lalu.
Kelima halte itu adalah Departemen Kesehatan (halte BRT Stasiun Kuningan), halte GOR Soemantri (halte BRT Stasiun Rasuna Said), halte Setiabudi Utara (halte BRT Stasiun Setia Budi), halte BNN (halte BRT Stasiun Cawang), dan halte Dukuh Atas 2 (halte BRT Stasiun Dukuh Atas).
Penggunaan halte ini setelah Transjakarta dan LRT Jabodebek meneken berita acara operasional prasarana Halte BRT Terintegrasi Stasiun LRT pada Jumat (24/3/2023) lalu.
Keberadaan halte dan stasiun ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Baca juga: Komisaris PT LRT Jakarta, Azas Tigor Nainggolan Optimis Ada Peningkatan Jumlah Pengguna
Baca juga: LRT Jakarta Bakal Bangun 5 Stasiun Baru untuk Fase 1B Ruas Velodrome-Manggarai
Dokumen itu ditandatangani Pelaksana (Plt) Direktur Utama Transjakarta Mohamad Indrayana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan/Urban Transport Kementerian Perhubungan Ferdian Suryo Adhi Pramono.
“Penandatanganan ini merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan Transjakarta dikarenakan terdapat sembilan halte BRT Transjakarta yang akan dioperasikan setelah terdampak pembangunan proyek LRT Jabodebek,” ujar Indrayana berdasarkan keterangannya pada Jumat (24/3/2023).
Sementara untuk halte-halte Transjakarta non integrasi yang akan dioperasikan antara lain adalah halte Kuningan Timur, halte Patra Kuningan, halte Karet Kuningan, dan halte Kuningan Madya.
Selain pengoperasian halte-halte terdampak akan dibuka akses Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) halte Cikoko Stasiun Cawang.
“LRT Jabodebek mendukung integrasi antar moda antara LRT Jabodebek dengan bus Transjakarta sehingga para pengguna transportasi umum dapat dengan mudah berpindah antar moda transportasi,” kata PPK Pengembangan Prasarana Transportasi Perkotaan/Urban Transport Kemenhub Ferdian Suryo. (faf)
Penumpang Keluhkan Fasilitas di Halte Transjakarta yang Teritegrasi dengan LRT Jabodebek |
![]() |
---|
Azaz Tigor Nainggolan Jadi Komisaris PT LRT Jakarta, Janji Dukung Bangun Fase 1B Velodrome-Manggarai |
![]() |
---|
Di-Kick Off Luhut, Proyek LRT Velodrome-Manggarai Kini di Tangan Heru, Nilainya Capai Rp 5,5 T |
![]() |
---|
LRT Jakarta Bakal Bangun 5 Stasiun Baru untuk Fase 1B Ruas Velodrome-Manggarai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.