Berita UI

Warga Indonesia Hidup dengan Polusi Udara Tinggi, SIL UI dan BRIN Kolaborasi Ciptakan Ekonomi Hijau

91 persen penduduk Indonesia hidup dengan polusi udara tinggi. SIL UI dan BRIN kolaborasi ciptakan ekonomi hijau.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Warga Indonesia Hidup dengan Polusi Udara Tinggi, SIL UI dan BRIN Kolaborasi Ciptakan Ekonomi Hijau 

4. Inovasi Hijau, Produksi–Konsumsi Berkelanjutan dan Energi Terbarukan,

5. Mitigasi dan Kesiapsiagaan untuk Pengurangan Risiko Bencana

6. Ekonomi Lingkungan untuk Pembangunan Berkelanjutan

7. Interaksi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Sosial

8. Perubahan Iklim (dalam proses Surat Keputusan).

Sementara itu, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, BRIN membawahi delapan pusat riset, yaitu Rekayasa dan Genetika, Biosistematika dan Evaluasi, Ekologi dan Etnobiologi, Mikrobiologi Terapan dan Zoologi Terapan.

Baca juga: FIK Universitas Indonesia UI Latih Kader Kesehatan Buleleng, Bali untuk Turunkan Penderita Stunting

Lalu, Biomassa dan Bioproduk, Lingkungan dan Teknologi Bersih serta Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya, dan Kehutanan.

Ada empat ruang lingkup kegiatan utama yang menjadi dasar kegiatan riset dan inovasi di organisasi ini, yaitu eksplorasi biodiversitas nusantara, konservasi in-Situ dan ex-Situ biodiversitas dan ekosistem, pemanfaatan biodiversitas nusantara serta riset dan inovasi untuk pengembangan teknologi ramah lingkungan.

Dr. Sasa dalam kesempatan itu menyebutkan bahwa kolaborasi kedua lembaga ini merupakan langkah nyata yang strategis. Hal ini karena pola pendanaan BRIN harus dimanfaatkan tidak hanya oleh periset BRIN, tetapi juga periset di seluruh Indonesia.

“Sejak bulan Agustus, BRIN harus mempunyai kolaborasi, baik itu dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, maupun industri. Saat ini, hampir semua kelompok riset mempunyai mitra kolaborasi,” kata Dr. Sasa.

Penandatanganan kerjasama yang berlangsung di Gedung SIL UI, Kampus Salemba, pada Jumat (9/12/2022) diharapkan menjadi langkah konkret akademisi dan pemerintah dalam menciptakan inovasi untuk pengembangan ekonomi hijau, berkelanjutan, dan inklusif bagi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.

Selain itu, riset dan inovasi yang dihasilkan diharapkan dapat melahirkan teknologi yang mampu mengatasi pencemaran lingkungan (tanah, air, dan udara), serta menciptakan teknologi bersih yang dapat digunakan industri untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved