Berita UI

FIK Universitas Indonesia UI Latih Kader Kesehatan Buleleng, Bali untuk Turunkan Penderita Stunting

Turunkan angka stunting di Buleleng, Bali, Tim Pengabdian Masyarakat FIK Universitas Indonesia berikan pelatihan kader kesehatan.

Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
FIK Universitas Indonesia UI Latih Kader Kesehatan Buleleng, Bali untuk Turunkan Penderita Stunting 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - FIK Universitas Indonesia UI melatih kader kesehatan Buleleng, Bali untuk turunkan penderita Stunting.

Universitas Indonesia UI berupaya untuk menekan angka stunting di Indonesia. Salah satu caranya dengan memberikan pelatihan kader kesehatan di Kabupaten Buleleng, Bali.

Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah.

Baca juga: Borderless Poetry Universitas Indonesia, Puisi untuk Negeri dan Ungkapan Hati Para Penyair Akademisi

Mengutip stunting.go.id, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan RI, angka prevalensi stunting di Indonesia pada 2021 sebesar 24,4 persen atau menurun 6,4 persen dari angka 30,8 persen pada 2018.

Saat ini pemerintah mempunyai target untuk menurunkan prevalensi hingga 14 persen pada tahun 2024.

Hal ini tentu menjadi tantangan khusus bagi para tenaga kesehatan di Indonesia, juga yang dihadapi oleh Ikatan Perawat Anak Indonesia (IPANI) Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, yang merupakan salah satu mitra Departemen Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI).

“Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang memiliki implikasi kepada generasi penerus, berimplikasi kepada kehidupan, produktivitas, hingga kepada kehidupan ekonomi, produktivitas, dan kemajuan ekonomi Indonesia,” ujar Wakil Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra.

Kondisi itu membuatnya meminta setiap desa menganggarkan khusus penanganan kesehatan untuk mencegah kasus stunting. 

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Buleleng, masih terdapat anak dengan status balita gizi buruk dan balita kurus.

Sebanyak 455 balita ditimbang dengan Berat Badan (BB) kurang sesuai dengan usianya, dan terdapat 38 orang anak di Buleleng yang mengalami stunting.

Baca juga: Terbaru, 3 Mahasiswa Universitas Indonesia Temukan Cara Cepat Penurunan Stunting di Depok

Merespons kebutuhan tersebut, tim pengabdian masyarakat (pengmas) yang diinisasi oleh Kepala Departemen Keperawatan Anak FIK UI, Dr. Nur Agustini, S.Kp., M.Si., bekerja sama dengan IPANI wilayah Bali memberikan edukasi bagi 50 orang kader di kecamatan Buleleng, khususnya di wilayah kerja Puskesmas Sawan 1.

“Anak balita yang terdeteksi mengalami stunting, tentu memerlukan perhatian khusus, karena dampak dari kekurangan gizi kronik pada anak dapat mengakibatkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangannya,” ujar Nur Agustini.

Penanggung jawab program gizi Puskesmas Sawan I, Luh Komang Yuliasih, S. Tr. Gz., mengatakan, Puskesmas Sawan I memiliki beberapa program peningkatan gizi.

Program itu berupa penyuluhan dan konseling gizi secara individu ataupun secara berkelompok, pemantauan status gizi balita melalui Posyandu setiap satu bulan sekali.

Baca juga: Punya KUHP Buatan Indonesia, Ini Komentar Guru Besar Hukum Pidana Universitas Indonesia

Namun program ini belum berjalan efektif karena penyuluhan dan konseling belum dilakukan oleh kader.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved