Berita Universitas Indonesia

FKUI Beri Tips Agar Lansia Tidak Cepat Pikun, Olahraga dan Tanaman Obat Ini Jadi Rahasianya

Edukasi preventif menjadi langkah strategis agar para lansia dapat menjalani masa tua yang aktif, mandiri, dan bermartabat.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
Dok: Humas UI
PENGABDIAN UI - Tim Pengmas FKUI mengedukasi warga Pancoran Mas, Depok agar meningkatkan daya ingat pada lansia. (Dok: Humas UI) 

Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah orang dengan demensia (ODD) di Indonesia diproyeksikan mencapai sekitar 2 juta pada 2030 dan meningkat hingga 4 juta pada 2050. 

Melihat tren ini, edukasi preventif menjadi langkah strategis agar para lansia dapat menjalani masa tua yang aktif, mandiri, dan bermartabat.

Untuk itu, Universitas Indonesia (UI) melalui Departemen Ilmu Farmasi Kedokteran, Fakultas Kedokteran (FK) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (pengmas) bertajuk “Edukasi Sinergi Tanaman Obat dan Aktivitas Fisik untuk Menjaga Daya Ingat Lansia”. 

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan fungsi kognitif lansia melalui pendekatan holistik yang memadukan pemanfaatan tanaman obat tradisional dengan aktivitas fisik terukur.

Baca juga: Festival Pengmas UI 2025 Resmi Dibuka, Ada Rekor Muri Cek Kesehatan Gigi Massal bagi Disabilitas 

Kegiatan pengmas dilaksanakan di Kampung Lio RW 19, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, pada September lalu. 

Sebanyak 60 peserta hadir yang terdiri atas 30 orang lansia berusia di atas 60 tahun beserta pendamping. 

Sasaran ini dipilih karena kelompok lansia merupakan populasi yang rentan terhadap penurunan fungsi kognitif seperti demensia.

Ketua Tim Pengmas, Adisti Dwijayanti, menegaskan pentingnya pendekatan proaktif dalam menjaga fungsi kognitif. 

“Yang kita hadapi bukan sekadar kondisi lupa karena usia, melainkan demensia atau pikun, yakni sindrom yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif secara progresif, mengganggu kemandirian, dan pada akhirnya menurunkan kualitas hidup lansia secara signifikan. Kondisi ini turut membebani keluarga dan sistem kesehatan,” kata Adisti dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Hadirkan Inovasi Sosial dan Teknologi, Festival Pengmas UI 2024 Resmi Dibuka

Dalam upaya menangani masalah ini, Adisti bersama anggota tim memberikan edukasi terkait pemanfaatan tanaman pegagan (Centella asiatica) dan pentingnya aktivitas fisik bagi lansia. 

Tim Pengabdi dan beberapa mahasiswa memperkenalkan tanaman pegagan kepada para peserta. 

Tanaman ini dikenal luas sebagai brain tonic karena kandungan senyawa aktifnya—yaitu asiaticoside dan madecassoside—yang berfungsi sebagai neuroprotektor untuk membantu melancarkan sirkulasi darah ke otak, meningkatkan fungsi kognitif, serta melindungi sel-sel saraf dari kerusakan akibat radikal bebas melalui efek antioksidan dan anti-inflamasi alaminya.

Baca juga: Cegah Abrasi, Tim Pengmas UI Kembangkan Ekowisata Penyu di Pantai Mapak Indah Lombok Barat

“Pegagan terbukti dapat membantu mengurangi kecemasan dan memperbaiki suasana hati, yang secara tidak langsung turut mendukung daya ingat dan kualitas hidup lansia. Tanaman ini menjadi contoh bagaimana kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan otak dan meningkatkan kualitas hidup lansia,” ujarnya.

Selain memperkenalkan manfaat tanaman pegagan, Tim Pengabdi juga memberikan edukasi terkait pentingnya aktivitas fisik bagi lansia. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved