Metropolitan
Perubahan Nama 22 Jalan Dinilai Sejarawan UI Berpotensi Menghilangkan Nilai Sejarah & Budaya Jakarta
Perubahan Nama 22 Jalan Jakarta Dinilai Sejarawan Universitas Indonesia Berpotensi Menghilangkan Nilai Sejarah dan Budaya. Berikut Alasannya
Mereka yang identik dengan Islam memberi nama jalannya dengan figur seorang Tionghoa, Tan Boen Tjit. Nama ini, kata dia, yang kemudian menjadi toponimi Warung Buncit.
Namun kini, diganti menjadi nama Tutty Alawiyah yang merupakan Menteri Peranan Wanita Indonesia di era Presiden Soeharto pada 1998-1999. “Bukankah ini nilai sejarah budaya yang penting buat kekinian kita,” ujar Rizal.
Begitu juga pada nama Jalan Kebon Kacang di Jakarta Pusat yang kini menjadi Jalan M. Mashibi dan Jalan Bambu Apus di Jakarta Timur menjadi Jalan Mpok Nori. Rizal berucap, kedua nama jalan yang sebelumnya justru mengandung pesan leluhur untuk mengajak masyarakat agar mengorientasikan kota ke masa depan sebagai kota hijau.
“Nah, ini pesan yang penting karena sekarang Jakarta krisis ruang terbuka hijau,” ucapnya.
Baca juga: Rintis Bisnis Ikan Koi Dari Nol, 2Brothers Koi Bogor Sukses Juarai Kontes Koi Tingkat Nasional
Baca juga: Ponpes Riyadul Jannah-Lokasi Dugaan Pencabulan Belasan Anak Santriwati Rupanya Tak Disukai Warga