Metropolitan

Perubahan Nama 22 Jalan Dinilai Sejarawan UI Berpotensi Menghilangkan Nilai Sejarah & Budaya Jakarta

Perubahan Nama 22 Jalan Jakarta Dinilai Sejarawan Universitas Indonesia Berpotensi Menghilangkan Nilai Sejarah dan Budaya. Berikut Alasannya

Editor: Dwi Rizki
Warta Kota
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan nama sejumlah tokoh Betawi menjadi nama jalan dan ruang publik di Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (20/6/2022). 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Nilai sejarah dan budaya pada nama jalan yang diganti Pemprov DKI Jakarta berpotensi hilang. Soalnya beberapa nama jalan yang diganti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada pekan lalu, ada yang mengandung nilai historis bagi masyarakat setempat.

 

 

 

Sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) JJ Rizal mengatakan, penggantian nama jalan menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Apalagi jika perubahan nama jalan itu dilakukan secara asal tanpa menimbang baik-buruknya penggantian nama tersebut.

 

 

 

“Jika asal akan menimbulkan kerugian kehilangan sejarah dan nilai budaya. Sebab pada nama tempat, nama jalan juga tersimpan sejarah dan nilai budaya yang penting,” kata Rizal kepada wartawan pada Kamis (30/6/2022).

 

 

Rizal mencontohkan, misalnya pada nama Jalan Warung Buncit Raya di Jakarta Selatan yang kini berubah menjadi JALAN Hj Tutty Alawiyah. Ruas jalan itu dianggap memiliki sejarah keindahan toleransi dan inklusivitas masyarakat Betawi.

 

 

 

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved