Wawancara Eksklusif Warta Kota

Luncurkan Satelit Baru pada 2024, Telkomsat Bertekad Masuk 3 Besar Pemain Satelit di Asia

Kata Rama meskipun Telkomsat masih tergolong baru tapi Telkom sudah memulai bisnis satelit sekitar tahun 1970-an.

Penulis: Hironimus Rama | Editor: murtopo
Youtube Wartakotalive.com
Komisaris PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) Rama Pratama. 

Kata Rama transformasi digital tidak lagi bicara teknologi tetapi kultur, cara bekerja orang, dan sebagainya. Itu membutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang tidak lagi bermasalah, tetapi yang audah mapan.

Baca juga: Produsen Tempe dan Bakal Naikkan Harga Setelah 3 Hari Mogok Produksi

""Kita terapkan total football untuk soal ini. Artinya, kita punya seluler dan fiber optik. Ketika keduanya tidak masuk, kita punya satelit. Jadi tidak ada lagi daerah yabg tidak terjangkau connectivity sehingga mendukung transformasi digital. Sekarang apa-apa kan meski pakai internet dan itu harus didukung infrastruktur telekomunikasi. Salah satunya Telkomsat," ujarnya.

Terkait dengan persaingan di bisnis fiber yang juga mulai digeluti oleh perusahaan swasta Rama mengatakan bahwa Telkomsat sebagai bagian dari Telkom Group menjadi bagian dari orkestrasi solusi layanan telekomunikasi.

"Telkom sebagai group audah bukan jualan produk lagi, tetapi jualan solusi. Pelanggan tidak mau tahu siapa yang menyediakan layanan telekomunikasi, yang penting dia bisa teleponan, internetan atau menonton televisi di daerah itu. Solusi itu yang ingin ditawarkan Telkom group," ujarnya.

"Tinggal nanti lihat infrastruktur apa yang pas. Kalau masih bisa didukung fiber optic karena murah maka pake fiber optic. Atau pakai jaringan seluler dengan tower yang makin rapat maka pakai seluler. Tetapi pada titik dimana dua jaringan itu tidak dijangkau maka solusi tetap harus dilayani. Apalagi di tengah konvergensi digital dimana anak sekolah harus pakai internet, tidak ada pengecualian lagi mau di gunung, kota atau pulau terluar, semua harus terlayani. Itulah kemudian layanannya harus total football," ujarnya.

Baca juga: Info Terkini Cuaca Depok Senin 21 Februari, Prakiraan BMKG: Waspada Hujan Petir dan Angin Kencang

Selanjutnya Rama mengatakan bahwa Transformasi Digital yang menjadi salah satu tema yang dibawa G-20 bagi Telkomsat merupakan peluang yang sangat besar, tidak hanya dalam konteks peluang bisnis terapi juga bagaimana Telkomsat beradaptasi untuk mengadop teknologi tercanggih dan terkini dari industri telekomunikasi.

"Dalam konteks itu, kita berbenah untuk menghadapi perhelatan itu. Transformasi digital ini kan telah mengubah cara kerja orang, kultur seseorang dalam melihat kehidupan sekalipun sehingga merubah orang-orang termobilisasi dan lain sebagainya. Nah itu yang menjadi tantangan bagi penyedia infrastruktur telekomunikasi untuk memastikan bahwa layanan konektivitas itu tidak terputus. Itu artinya kita tidak hanya butuh teknologi tetapi juga sumber daya manusia untuk mengelola itu. Sejarah panjang Telkom Group dan Telkomsat dalam mengelola satelit bisa memberikan jaminan kelayakan dan kepatutan terkait pengelolaan teknologi satelit," ujarnya.

Satelit Bank BRI

Sementara itu terkait dengan salah satu bank negara yaitu Bank BRI juga punya satelit,Rama mengatakan bahwa ruang angkasa itu bukan milik negara.

"Jadi kedaulatan kita tidak sampai space itu. Jadi ini diatur secara internasional. Karena kita di garis katulistiwa maka wilayahnya dia atas garis katulistiwa. Tetapi regulasinya tetap di Keminfo ketika berada di Indonesia. Di negara lain juga begitu. Tetapi slot-slot satelitnya diatur secara internasional, ujarnya.

Di sepanjang katulistiwa, posisi satelit Telkom itu ada di tengah di 113°, 118° BT (Nujur Timur. Posisinya di laut antara Jawa dan kalimantan. Kalau dia di tengah maka bisa menjangkau seluruh Indonesia. Ini tergantung dia dapat jatah slot orbitnya di mana.

"Waktu BRI meluncurkan satelit itu banyak yang mendukung karena BRI ada di semua wilayah hingga daerah terpencil. Dia merasa daripada menyewa lebih punya satelit sendiri. Kemudian dia mendapat slot di 152°BT di atas Papua sehingga jangkauan paling baik hingga ke Kalimantan dan Sulawesi. Ketika ada masalah di Aceh, maka piringan parabolanya harus miring. Ketika ada pohon kelapa di depan maka tidak bisa dapat sinyal. Karena itu, mereka tetap kolaborasi dengan layanan satelit Telkomsat untuk menjangkau wilayah Sumatra," ujarnya.

Rama menilai tidak melihat ada kompetisi untuk layanan satelit  sebab hal itu terkait dengan konsep sinergi dari BUMN juga.

"Saya tidak melihat ada kompetisi untuk layanan satelit ini, semua kolaborasi. Pada akhirnya kebutuhan layanan satelit jauh lebih besar dari satelit tersedia. Makanya kita berencana meluncurkan lagi sati satelit lagi. Jadi saya rasa kecil peluang untuk berkompetisi  peluang kolaborasi lebih besar untuk mempercepat transformasi, ujarnya.

Luncurkan satelit baru pada 2024

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved