Berita Depok
Jatuh Cinta dengan Barang Bekas Sejak Kecil, Nurcholis Agi Sukses Bangun Mal dan Wisata Rongsok
Nurcholis Agi: Jurangan Barang Bekas di Kota Depok, Dirikan Mal dan Wisata Rongsok. Berikut Kisahnya
Penulis: Alex Suban | Editor: Dwi Rizki
Dari sejumlah usaha yang disebutkan di atas.
Ada beberapa yang masih aktif hingga saat ini. Salah duanya yakni jasa bengkel motor dan jual-beli barang rongsok.
Asal muasal barang bekas
Agi mengatakan, saat ini pasokan barang bekas miliknya berasal dari instansi pemerintah, rumah sakit, sekolah, kantor, dan rumah tangga yang pindah rumah.
Dari beragam barang yang tersedia, Agi memberi harga dari Rp 1.000 hingga Rp 15 juta.
Adapun barang seharga Rp 15 juta yang dimaksud Agi yakni satu set ban Range Rover dan genset.
Di lantai 1, para pengunjung akan melihat koleksi barang bekas yang bisa dibawa sendiri. Mayoritas berupa barang-barang kecil seperti buku, piringan hitam, playstation, kamera hingga mesin tik dan printer jadul.
"Kalau barang antik sudah saya jual semua. Ada sebagian di rumah tapi gak dijual buat koleksi," ucapnya.
Kemudian di lantai 2, tersedia barang-barang seperti kursi, meja kayu, maneken, rak hingga kulkas. Sementara di lantai 3, terjejer sejumlah sofa, koper, dan alat-alat musik seperti gitar, drum dan keyboard.
"Sekalian di lantai 3 ada live musik 3 kali dalam seminggu untuk para seniman dan warga umum. Sudah saya sudah siapkan cemilan dan makanan, semua free," paparnya.
Perihal penentuan harga barang, para pembeli menyepakatinya dengan sistem tawar menawar.
"Kalau jualan barang bekas itu harganya gelap. Kalau kita gak punya duit, kita jual semurah-murahnya. Tapi kalau ada duit kita tahan aja. Gitu," kata Agi, dengan tawa.
Dalam sehari, ujar Agis, Mal Rongsok bisa memperoleh omset sebesar Rp 3 juta per hari.
Keuntungan itu diperoleh tergantung dari nilai barang yang dijual.
"Misal harga barang Rp 1 juta, kami ambil untung 20 persen dari harga beli Gitu aja sih. Kalau barang ini nilainya tinggi bisa jual 30 persen dari harga beli," pungkasnya.