Penelitian UI
Hasil Penelitian UI, Ampas Kopi Dapat Dijadikan Baterai Kendaraan Listrik, Begini Cara Buatnya
Ampas Kopi dapat dijadikan baterai kendaraan listrik. Hal itu merupakan hasil penelitian Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik UI.
Penulis: dodi hasanuddin | Editor: dodi hasanuddin
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Hasil penelitian UI, ampas kopi dapat dijadikan baterai kendaraan listrik, begini cara buatnya.
Tim Peneliti dari Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (DTMM FTUI) mengembangkan inovasi material baterai lithium ion untuk kendaraan listrik.
Baca juga: Universitas Indonesia Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik 2021
Material penyusun baterai yang dikembangkan terbuat dari limbah ampas kopi yang diolah menjadi grafen dan limbah batok kelapa yang diolah menjadi karbon aktif untuk ditambahkan pada material aktif anoda. Inovasi ini mampu membuat baterai yang dihasilkan memiliki bobot lebih ringan dan waktu pengisian daya yang lebih cepat.
Baca juga: UI Depok Masuk Top 15 Universitas Terbaik di Asia Tenggara
Baterai lithium ion buatan tim peneliti yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc., Ir. Bambang Priyono, M.T., dan Nofrijon Sofyan, Ph.D., dibuat dari material Lithium Titanate Oxide (LTO).
Kemudian dicampur dengan timah (Sn) dan karbon aktif (C) serta LTO yang dicampur dengan Silikon (Si) dan karbon aktif (C) sehingga membentuk masing-masing komposit LTO/C-Sn dan LTO/C-Si sebagai material aktif anoda dan Lithium Ferro Phospate (LFP) sebagai material aktif katoda.
Baca juga: Mahasiswa FT UI Depok Temukan Sistem Pengolahan Sampah Medis Hanya dengan Menggunakan Handphone
Ketua Tim Peneliti Baterai Lithium-Ion FTUI, Prof. Dr. Ir. Anne Zulfia Syahrial, M.Sc. menjelaskan, LTO tidak rentan mengalami short circuit (korsleting) pada saat proses charging (pengisian electron).
Arus listrik yang dihasilkan lebih stabil dan aman dibandingkan baterai Lithium Graphite yang umum banyak digunakan pada baterai kendaraan listrik saat ini.

Kelemahannya, kapasitas spesifik (LTO) di 175 mAh/g, lebih rendah dari grafit di 372 mAh/g.
"Tim kami mencoba mengatasi kelemahan ini dengan mencampurkan Sn atau Si dan karbon aktif dari limbah batok kelapa menjadi komposit. Kami juga mengolah ampas kopi menjadi grafen untuk dicampurkan dengan LTO," kata Prof Anne Zulfia.
Pemanfaatan Lombah Ampas Kopi
Menurut Ir Bambang Priyono, M.T, ide pemanfaatan limbah ampas kopi untuk baterai Lithium Ion berawal saat tim peneliti melihat banyaknya sampah dari kopi yang tidak dimanfaatkan.
Setelah dikaji, ternyata ampas kopi dapat diolah menjadi grafen untuk meningkatkan konduktivitas LTO pada baterai Lithium-Ion.
Pada limbah ampas kopi, tim menemukan kandungan partikel-partikel yang dapat menghasilkan nano partikel dengan kondisi surface area yang baik.
Semakin baik kondisi kondisi surface area, semakin banyak ion masuk yang dapat menghasilkan tenaga yang lebih bagus juga.,” ujar Bambang menjelaskan terkait ide pemanfaatan limbah ampas kopi.
Nofrijon Sofyan, Ph.D menambahkan bahwa semakin besar bobot mobil, semakin rendah daya dorongnya.
Baca juga: UI Depok Terus Berkomitmen Menjadi Kampus Bertaraf Internasional dan Tetap Jalankan Pengabdian