Sekolah Rakyat
Polemik Guru dan Siswa Sekolah Rakyat Mundur, Praktisi Pendidikan: Polanya Harus Dirombak
Chodidjah mengatakan yang paling dikhawatirkan sejak awal terkait program yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto ini adalah para pendidiknya.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PANCORAN MAS - Praktisi Pendidikan, Itje Chodidjah memberikan tanggapan terkait polemik ratusan guru dan siswa Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri.
Chodidjah mengatakan yang paling dikhawatirkan sejak awal terkait program yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto ini adalah para pendidiknya.
Pasalnya, latar belakang pelajar Sekolah Rakyat berasal dari keluarga miskin ekstrim hingga membutuhkan dukungan sosial dan psikologis berbeda.
Dalam artian, para siswa perlu mendapatkan penanganan khusus untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka.
“Jangan lupa, orang dari kelompok miskin ekstrim itu dia tidak mempunyai atau sangat lemah kepercayaan dirinya bahwa dia bisa melakukan halal yang bisa dilakukan oleh orang lain,” kata Chodidjah kepada TribunnewsDepok.com, Sabtu (2/8/2025).
Baca juga: Supian Suri Sebut Pemkot Depok Belum Punya Lahan untuk Bangun Sekolah Rakyat
“Ini yang saya bilang, kalau mendadak-mendadak pemerintah membuat program Sekolah Rakyat tanpa perencanaan, perencanaan program dan yang paling utama perencanaan tenaga pendidik yang ngurusin mereka ini akan berantakan,” sambungnya.
Chodidjah menilai, banyak faktor yang menyebabkan guru Sekolah Rakyat berbondong-bondong mengundurkan diri.
Tenaga pendidik Sekolah Rakyat yang mengundurkan diri bukan dikarenakan gaji yang tidak mencukupi atau keleluasaan layanan.
Bisa jadi, guru tidak memiliki skill dan kompetensi secara sosial dan psikologi untuk mengurus anak-anak tersebut.
Baca juga: Lima Siswa Sekolah Rakyat di Temanggung Kabur dari Asrama, Ini Tanggapan Menteri Sosial
“Karena yang dibutuhkan bukan cuman gedung yang bagus, bukan makanan yang mewah,” ungkapnya.
Anak-anak Sekolah Rakyat membutuhkan dukungan moral agar mereka merasa dihargai dan diakui keberadaannya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan waktu yang tidak sebentar.
“Enggak bisa ujuk-ujuk dikasih laptop, kemudian belajar dengan mewah, terus dianggap anak-anak itu kayak robot terus bisa, enggak mungkin,” jelasnya.
Baca juga: Dua Sekolah Rakyat Segera Beroperasi di Kabupaten Bogor, Ini Lokasinya
Solusi untuk Sekolah Rakyat
Supian Suri Sebut Pemkot Depok Belum Punya Lahan untuk Bangun Sekolah Rakyat |
![]() |
---|
Lima Siswa Sekolah Rakyat di Temanggung Kabur dari Asrama, Ini Tanggapan Menteri Sosial |
![]() |
---|
Siswa Sekolah Rakyat Inten Soeweno Bogor Jalani Tes Kesehatan Gratis |
![]() |
---|
Dua Sekolah Rakyat Segera Beroperasi di Kabupaten Bogor, Ini Lokasinya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.