TRIBUNNEWSDEPOK.COM, MANDAILING - Tidak ada orang yang tahu waktu ajal menjemput. Begitu juga dengan Diva Febriani (15), siswi kelas 1 SMAN 1 Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Gadis cantik yang merupakan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal tengah sibuk berlatih untuk mempersiapkan diri tampil di HUT Ke-80 Kemerdekaan RI.
Baca juga: Kisah Pilu Karyawati di Lampung Tewas Digorok Kekasih, Tinggalkan Anak yang Masih TK
Namun, takdir berkata lain. Diva tewas di tangan tetangga dekatnya, Yunus Saputra (25). Yunus saat itu tengah menanti anak pertamanya akan lahir dua bulan lagi.
Yunus membunuh Diva di perkebuan sawit Desa Taluk, Distrik Sikara‑Kara IV, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, Selasa (29/7/2025) malam.
Usai membunuh korban, Yunus menguburkan Diva tanpa busana. Korban dikubur setengah badan dan kemudian menutup bagian kepala dengan ember bekas cat ukuran 20 liter.
Jenazah korban ditemukan warga dua hari setelah pembunuhan itu. Bahkan, Yunus berpura-pura mencari keberadaan tetangganya itu yang dilaporkan hilang.
Pada Jumat (1/8/2025), Yunus akhirnya ditangkap di rumah iparnya di Desa Bonda Kase. Ia diamankan tanpa perlawanan, setelah polisi dan Babinsa serta warga mengepung lokasi.
Baca juga: Kisah Asmara Berakhir Duka, Tak Dilamar Akhiri Hidup di Lampung, Mau Nikah Malah Dijual
Inilah kisah sosok Diva Febriani sang Paskibraka Kecamatan Natal
Sosok Periang Tinggal di Desa Transmigrasi
Diva Febriani (15) lahir pada Februari 2010 dari orangtua yang bekerja sebagai buruh perkebunan sawit di Desa Taluk, Distrik Sikara‑Kara IV, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Mereka tinggal tak jauh dari perkebunan sawit. Entah bagiamana ceritanya orangtua Diva terdampar di Desa Taluk.
Desa Sikara‑Kara IV, termasuk Desa Taluk, merupakan bagian dari kawasan desa transmigrasi yang memiliki areal perkebunan kelapa sawit rakyat dan plasma.
Banyak warga setempat bekerja sebagai petani sawit atau karyawan perusahaan kelapa sawit di sana
Umumnya, kebun kelapa sawit dikelola semacam Koperasi atau kelompok tani rakyat, dengan luas kebun rata‑rata antara 2 sampai 5 hektar per kepala keluarga.
Baca juga: Terungkap Sosok Hebat 3 Korban Laka Maut Tol Lampung, Aktif Sebagai Remaja Masjid di Depok
Ada dua perusahan besar yang menaungi perkebunan sawit tersebut. Kedua perusahaan itu adalah PT Rimba Mujur Mahkota (Grup PT Pasifik Agro Sentosa) dan PT Sago Nauli (Grup TBS).