Di pihak lain, pasangan Imam - Ririn didukung dua parpol, PKS dan Golkar dengan jumlah 20 kursi.
Adanya perombakan bakal paslon wali kota Koalisi Perubahan Depok Maju (PDM) pendamping calon Wali Kota Depok Supian Suri (SS), sepuluh hri jelang pendaftaran Pemilih Kepala Daerah (Pilkada) 2024 menjadi Chandra Rahmansyah menggantikan Intan Fauzi, dibenarkan Juru Bicara Koalisi PDM Babai Suhaimi.
Menurut Babai yang anggota DPRD Depok, awalnya Intan Fauzi memberikan sinyal kesediaan untuk mendampingi SS pada Pilkada 2024 Kota Depok.
“Iya, pertama bahwa memang pada saat itu Bu Intan memberikan sinyal ada kesiapan ketika para pimpinan partai politik bersilaturahmi ke kediaman Bu Intan,” kata Babai saat dikonfirmasi TribunnewsDepok.com, Senin (19/8/2024).
Enam partai awal yang tergabung dalam Koalisi PDM yakni PKB, Gerindra, PAN, Demokrat, PP dan PDIP, sepakat penunjukan calon Wakil Wali Kota pendamping SS harus berasal dari kader partai pengusung.
Intan sebagai polisi senior PAN dan Anggota DPR RI dipandang paling layak mendampingi SS sebagai seorang birokrat tulen.
Namun dalam perjalanannya, kata Babai, Intan tiba-tiba mengundurkan diri dan tidak bersedia untuk mendampingi SS pada Pilkada 2024 Kota Depok.
Sosok Babai Suhaimi dikenal sebagai politisi PKB. Sebelumnya dia Ketua DPC Partai Golkar Depok. Pada Pilkada 2015, Babai maju sebagai calon wakil wali kota berpasangan dengan Dimas Oky Nugroho. Pasangan Dimas - Babai kalah dari Indri - Pradi. Pada Pemilu 2019, Babai pindah parpol dari Golkar ke PKB dan kembali duduk di DPRD Depok.
Spanduk Relawan
Babai Suhaimi mengaku tidak mengetahui pasti alasan Intan mengundurkan diri dari kandidat Wakil Wali Kota Depok yang diusung Koalisi PDM.
Politisi kawakan PKB itu berkilah, Koalisi PDM sebetulnya belum menetapkan Intan sebagai pendamping SS.
“Namun dalam perjalanannya entah ada apa, apakah tidak dapat izin dari pimpinan ataukah karena beliau apa itu tidak ada kesiapan apa yang pasti beliau menyatakan mengundurkan diri,” ujarnya.
Kata Babai, pemasangan baliho SS-Intan dilakukan atas inisiatif para relawan. Sedangkan saat itu, partai koalisi belum menetapkan.
“Karena waktu itu beliau (Intan) menunggu keputusan dari DPP nya seperti itu, tapi alasan beliau mundur tidak disampaikan,” ungkap Babai.