Laporan wartawan Wartakotalive.com, Rendy Rutama Putra
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Ketua umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) Anas Urbaningrum menjelaskan partainya memiliki program bagi pengemudi ojek online (Ojol).
Anas berharap program tersebut bertujuan untuk menyejahterakan para pengemudi ojol.
“Jika PKN menang, partai ini akan memperjuangkan driver Ojol mendapatkan kembali kesejahteraannya, 90 persen penghasilan merupakan hak pengemudi yang memiliki semuanya, kecuali sistem. 10 persen itu sudah cukup besar bagi aplikator, itu namanya keadilan”, kata Anas di Jakarta, Selasa (9/1/2024).
Anas mengungkapkan alasan program tersebut karena pekerjaan ojol dinilainya alternatif yang banyak diminati masyarakat dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir.
Baca juga: Sosok Anas Urbaningrum Punya Daya Tarik, Wasekjen PKN Dian Farizka Yakin Partainya Lolos ke Senayan
“Pekerjaan Ojol ini juga merupakan faktor pengungkit bagi tumbuhnya pengguna produk IT karena setiap Ojol pasti merupakan pemegang smartphone dengan semua fasilitas teknologi yang melekat pada perangkat tersebut,” tuturnya.
Namun Anas mengungkapkan di balik pekerjaan Ojol tersebut terdapat keprihatinan.
Keprihatinan yang dimaksud mengenai sumber posisi tawar driver yang dinilai Anas semakin lemah terhadap aplikator dan tercermin dari semakin kecilnya pembagian hasil antara pengemudi dan aplikator.
Baca juga: Partai Kebangkitan Nusantara Belum Tentukan Arah Koalisi, Ketum Anas Urbaningrum Beberkan Alasannya
“Berdasarkan riset kami, hampir 30 persen hasil kembali ke aplikator, sementara pengemudi hanya memperoleh 70 persen dari hasil kerja bersama, padahal dulu di awal-awal porsi driver mencapai 90 persen dari total hasil yang diperoleh. Ini kan tidak fair,” imbuhnya.
Selain itu, Anas menjelaskan aplikator hanya menyediakan sistem, sementara tenaga, alat kerja berupa kendaraan baik motor maupun mobil hingga bensin adalah tanggung jawab pengemudi.
Program yang dirancang tersebut diharapkan Anas dapat menjadi solusi mengatasi penilaian keprihatinan yang dimaksud.
“Terkait posisi di atas, yang lebih masuk akal adalah seorang pengemudi harus dipandang sebagai mitra penuh oleh aplikator, bukan karyawan yang terus dikurangi porsi pembagiannya” pungkasnya. (m37)