Otomotif
Pabrik BYD Bakal Dibangun di Lahan Pertanian Berkelanjutan, Rencananya Dipindahkan ke Indramayu
Pabrik BYD Bakal Dibangun di Lahan Pertanian Berkelanjutan, Rencananya Dipindahkan ke Indramayu
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, YOGYAKARTA - Pabrik mobil listrik Build Your Dream (BYD) asal Tiongkok yang akan dibangun di Subang, Jawa Barat dipertanyakan.
Rencananya pembangunan pabrik tersebut di Kawasan Industri Subang Smartpolitan, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Lokasinya sangat strategis, karena terhubung ke Jalan Tol Cipali (KM 89), Pelabuhan Patimban, Bandara Internasional Kertajati, dan jalur Trans Jawa.
Baca juga: 3.000 Orang Ikuti Jalan Santai di Alfamidi Family Day, Hadiah Utama Mobil Listrik Wuling Air Ev
Namun, hal itu dipertanyakan Menteri Pertanian. Andi Amran Sulaiman dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyinggung pembangunan pabrik BYD dan Vinfast yang dibangun di lahan pertanian.
Lokasi pabrik kedua brand otomotif disebut berada di kawasan yang ditetapkan pemerintah sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
LP2B adalah kawasan pertanian yang dilindungi untuk digunakan secara tetap sebagai lahan produksi pangan, guna menjamin ketahanan dan kedaulatan pangan nasional.
Konsep itu diatur dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Baca juga: Mudik Lebaran Pakai Mobil Listrik, Ini Daftar Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum di Jalan Tol
Amran mengusulkan penggantian lahan LP2B yang digunakan VinFast dan BYD tiga kali lipat dari yang digunakan saat ini.
Kabarnya kedua pabrikan kendaraan listrik tersebut sudah setuju terhadap usulan penggantian area LP2B itu. Sedangkan untuk lokasi penggantinya sudah ditentukan.
BYD Dirikan Wang Chuanfu
BYD dimiliki oleh BYD Company Limited, sebuah perusahaan asal Tiongkok yang berbasis di Shenzhen, Provinsi Guangdong.
Didirikan oleh Wang Chuanfu yang lahir pada tahun 1966, seorang insinyur kimia yang memulai bisnis baterai pada 1995, lalu berkembang ke mobil, bus, dan kereta listrik.
Saham terbesar BYD dimiliki Wang Chuanfu dan keluarga. Sisanya adalah dimiliki publik melalui bursa saham Hong Kong dan Shenzhen.
Sebelum Berkshire Hathaway (perusahaan investasi milik Warren Buffett) yang memiliki saham sekitar 10 persen saham, namun beberapa tahun terakhir sebagian sudah dijual.
Baca juga: Mobil Listrik UI Berjaya di Kontes Mobil Hemat Energi, Tim Nakoela Honda dan Sadewa Honda Juara 1
Pabriknya didirikan di Xi’an, di bekas fasilitas Qinchuan Automobile, Provinsi Shaanxi, China
BYD awalnya dikenal sebagai produsen baterai isi ulang. Kemudian berkembang menjadi salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia, termasuk mobil, bus, truk, hingga monorel listrik (SkyRail).
Pabrik kedua BYD rencananya seluas seluas lebih dari 108 hektare, menjadikannya salah satu investasi industri EV terluas di Indonesia.
Investasi kedua produsen EV asal Vietnam dan Tiongkok tersebut mencapai Rp 33 triliun dan diprediksi membuka peluang tenaga kerja hingga puluhan ribu orang.
Presiden Direktur BYD Indonesia, Eagle Zhao menyebutkan bahwa kapasitas produksi di pabrik tersebut 150.000 unit EV per tahun.
Dengan investasi ini, BYD diizinkan untuk sementara waktu mengirimkan mobilnya ke Indonesia tanpa bea masuk, sebuah kebijakan yang bertujuan untuk merangsang permintaan EV sekaligus menarik investasi dari produsen mobil.
Baca juga: Kecelakaan Mobil Listrik di Jalan Rasuna Said, Pengendara Dibawa ke Rumah Sakit Menggunakan Ambulans
Pemerintah menargetkan 600.000 EV diproduksi di dalam negeri pada tahun 2030.
Pada tahun 2024, tahun pertama penjualannya di Indonesia, BYD menjual 15.429 unit, menurut data asosiasi otomotif. Berdasarkan data Januari hingga November, BYD memimpin dalam hal penjualan EV berbasis baterai dengan pangsa pasar sekitar 36 persen.
Bakal Dipindahkan ke Indramayu
Menanggapi pertanyaan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Head of Public and Government Relations PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan mengaku baru mengetahui informasi itu.
Ia menyatakan bahwa pabrik BYD dibangun di kawasan industri yang sah secara hukum.
"Saya baru dengar beritanya. Saya juga enggak bisa komen apa-apa, cuma yang saya bisa sampaikan, kami kan mendirikan fasilitas produksi kita di dalam industrial area," katanya ketika ditemui di kawasan Prambanan, Yogyakarta, Rabu (13/8/2025) malam.
"Tidak mungkin kami mendapatkan izin mendirikan pembangunan kalau itu enggak sesuai dengan ketentuan hukum yang ada," ujarnya.
Luther menegaskan, kawasan tersebut sudah ditetapkan sebagai area industri secara legal.
Baca juga: Pemkab Bogor Bakal Kelola Sampah Jadi Listrik di PSEL di TPAS Galuga dan Nambo
Sebab itu, masalah tersebut seharusnya tidak menjadi urusan BYD secara langsung.
"Jadi, harusnya itu urusan bukan kepada BYD, tapi saya belum mendapat informasi itu. Saya baru dengar," kata Luther.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bertemu Andi Amran Sulaiman di Kantor Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2025).
Dedi mengungkap mereka membicarakan mengenai adanya investasi di wilayah Kabupaten Subang oleh dua produsen kendaraan listrik, yaitu VinFast dan BYD.
Area itu pembangunan pabrik itu sebenaranya merupakan LP2B, tetapi area sawahnya sebenarnya sudah tidak ada.
"Tetapi kalimat LP2B-nya masih ada di Peta Data Tata Ruang, sehingga hari ini kami ingin melakukan penyelarasan agar investasi berjalan dan pertanian tergantikan," ungkap Dedi.
Dedi menjelaskan, Investasi kedua produsen EV asal Vietnam dan Tiongkok tersebut mencapai Rp 33 triliun dan diprediksi membuka peluang tenaga kerja hingga 23.000 orang.
Meski demikian Mentan mengusulkan untuk penggantian lahan LP2B yang digunakan VinFast dan BYD tiga kali lipat dari yang digunakan saat ini.
"Tadi saya mendapat rekomendasi stratejik adalah mengganti tiga kali lipat. Jadi kalau ada area LP2B namanya LP2B 200 maka nanti disiapkan 600 hektare sawah baru. Kalau 70 berarti 3 kali lipat 210 hektare sawah baru. Kami akan melakukan itu dengan cepat dan semuanya berada di wilayah Jawa Barat," tutur Dedi.
Kabarnya kedua pabrikan EV tersebut sudah setuju terhadap usulan penggantian area LP2B itu. Sedangkan untuk lokasi penggantinya sudah ditentukan.
Dedi menyatakan, lokasi konversi lahan LP2B akan berada di wilayah Indramayu. Wilayah ini dipilih karena dekat dengan Subang.
"Dimungkinkan di wilayah Indramayu karena lebih dekat dengan Kabupaten Subang. Ini bagian dari kolaborasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Untuk mendorong pertumbuhan pertanian, hilirisasi dan pertumbuhan ekonomi, serta ketersediaan lapangan kerja yang kurang lebih akan direkrut sekitar 23.000 orang tenaga terampil," ucap Dedi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Jakarta Fair 2025 Jadi Ajang Suzuki untuk Lebih Dekat dengan Penggemarnya, Pamerkan Motor Unggulan |
![]() |
---|
Sobat Bikers, Ini Tanda-tanda Saringan Udara Motor Harus Diganti |
![]() |
---|
Transformasi dari Baleno, Suzuki Fronx Resmi Diluncurkan, Ini Daftar Harganya |
![]() |
---|
Panduan Mudah Perawatan Mobil Kesayangan Ala Bengkel Resmi |
![]() |
---|
Buat yang Suka Sensasi, Hyundai Creta N Line Mengaspal di Indonesia, Ini Harganya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.