Berita Universitas Indonesia
Mahasiswa UI Raih Prestasi di London, Raih Best Student Paper STR Conference 2025
Penelitian Tsabita melewati tiga tahap seleksi ketat, yaitu abstract submission, full paper submission, hingga presentasi langsung.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Tsabita Afifah Khoirunnisa, mahasiswa Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI), meraih penghargaan Best Student Paper dalam ajang “Student Paper Competition pada 17th Annual International Conference of the Society for Terrorism Research (STR)” yang berlangsung 7–8 Juli, di Royal Holloway, University of London, Inggris.
Konferensi STR 2025 merupakan forum akademik internasional yang membahas dinamika terkini terorisme global di tengah era multi-krisis.
Konferensi ini menjadi ajang strategis untuk memetakan perkembangan riset, memperluas kolaborasi lintas negara, serta merumuskan agenda penelitian baru di bidang studi terorisme.
Forum ini mengangkat isu-isu seputar konflik geopolitik, ideologi teroris hibrida, dan pemanfaatan teknologi canggih, termasuk kecerdasan buatan (AI).
Baca juga: UI Kerjasama dengan Gaziantep University Turki, Hadirkan Pendidikan Inklusif dan Berdampak Global
Melalui riset berjudul “The Charitable Mask: Socio Cultural Practices of Terrorism Financing in Indonesia”, Tsabita mengkaji bagaimana praktik sosial-budaya seperti sedekah dan donasi di Indonesia yang selama ini dikenal dengan nilai kebaikan dan solidaritas justru dimanfaatkan oleh kelompok terorisme sebagai jalur pendanaan terselubung atas nama kemanusiaan.
Penelitian ini digarap selama 3–5 bulan melalui diskusi intensif bersama dosen dan rekan-rekan di lingkungan Kajian Terorisme UI, serta wawancara dengan mitra strategis Densus 88.
Dalam prosesnya, ia melakukan studi literatur mendalam seputar consumer society, perilaku donatur, dan dinamika pendanaan organisasi non-negara.
Baca juga: Periset UI Temukan Manfaat Daun Beluntas, Bisa Hambat Protein Virus HIV
“Salah satu tantangan terberat adalah mengatur waktu antara persiapan UAS, penyusunan full paper, dan pengurusan visa ke Inggris. Awalnya, saya tidak terlalu berekspektasi tinggi karena lolos tahap presentasi saja sudah sangat berarti,” kata Tsabita.
Penelitian Tsabita melewati tiga tahap seleksi ketat, yaitu abstract submission, full paper submission, hingga presentasi langsung di hadapan akademisi dan praktisi dari berbagai negara.
Karya ilmiah ini dijadwalkan terbit dalam jurnal bereputasi internasional Behavioral Sciences of Terrorism and Political Aggression.
Tsabita menuturkan motivasinya mengikuti konferensi ini bukan hanya untuk pengembangan akademik, melainkan juga sebagai upaya mengisi celah dalam literatur kajian terorisme.
Baca juga: UI Kerjasama dengan Gaziantep University Turki, Hadirkan Pendidikan Inklusif dan Berdampak Global
“Selama ini, kajian pendanaan terorisme cenderung terpusat pada logika institusi dan negara. Padahal, sisi praktik sosial masyarakat juga sangat krusial dan rawan disusupi,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia berharap penelitiannya dapat menjadi titik awal riset lanjutan terkait pendanaan terorisme yang lebih kritis dan kontekstual.
Ia mengusulkan agar hasil-hasil riset seperti ini dapat menjadi landasan dalam pengambilan kebijakan nasional terkait pencegahan radikalisasi dan pendanaan terorisme berbasis masyarakat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.