Wawancara Eksklusif

10 Tahun Tinggal di Jerman, Ayyasy Putuskan Pulang ke Depok Kembangkan Bisnis

Pria yang akrab disapa Ayyas itu memutuskan pulang ke tanah air, meski sudah nyaman 10 tahun tinggal di negara maju, Jerman.

Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy
BISNIS TRAVEL -- Muhammad Ayyasy Gunawan memutuskan pulang ke tanah air setelah 10 tahun hidup di Jerman dan mengembangkan bisnis travel wisata religi atau umroh.. (TribunnewsDepok.com/M Rifqi Ibnumasy) 

Jadi memang di Jerman itu kan banyak oportunitas, jadi itu pengalaman sebenarnya saya cobain. 

Teman saya di Jerman aja bahkan ada yang sampai jadi tukang parkir istilahnya, kerja di toko buku, kerja di asam itu udah biasa, kerja di pabrik juga udah biasa. 

Dodi: Kalau di Jerman itu kuliahnya atau apa? 

Ayyas: Waktu itu saya kuliahnya teknik industri istilahnya Indonesia, tapi sebetulnya itu bidang tersendiri yang mempelajari banyak hal, dan saya mengambil peningkatan levelnya ke bidang akuntansi, jadi terakhir saya kerja di bidang akuntansi sebagai junior akuntan di Jerman.

Jadi waktu itu kan memang selain banyak program marketing dari agensi, banyak juga trend juga, saya pribadi termasuk orang yang terkagum-kagum oleh figur besar Almarhum Presiden Habibie.

Beliau pun lulusan Jerman, beliau agamis-nya kuat, secara akademis juga kuat.

Saya pernah bertemu sekali dengan beliau Almarhum Presiden Habibie, waktu itu di Munich, dan betul lah bahwa beliau adalah salah satu dari putra bangsa terbaik negara ini yang pernah ada. 

Jadi waktu itu dulu juga saya termasuk yang terinspirasi dengan kisah Pak Habibie, dan saya pun ingin meneladani beliau kurang lebih seperti itu. 

Dodi: Di sana berapa tahun? Mungkin sudah menikmati, sudah enak sudah nyaman dan sudah punya gaji gede di Jerman bisa diceritakan?

Ayyas: 10 tahun di Jerman, ada asuransi, sistem kesehatan, dan sebagainya itu negara kita memang jauh tertinggal. 

Tapi banyak faktor-faktor yang memutuskan saya untuk balik ke Indonesia. Yang pertama kan yang paling utama itu keluarga.

Karena kalau kita di Jerman sulit, misalnya istilahnya buat pulang atau misalnya ada acara apa, karena kan jadwal cuti terbatas, juga perjalanan pun juga menempuh kurang lebih satu hari ya, dan menempuh biaya yang tidak sedikit kan. 

Selain keluarga, yang kedua karena saya pulang pun juga ada keinginan untuk berbisnis di bidang travel, karena keluarga saya dari background-nya jualan travel juga, umroh terutama, dan saya pun ingin melanjutkan.

Dengan melanjutkan ini pun punya banyak kesempatan untuk istilahnya panggilan ini yang kedua faktor-faktor agamis lah. 

Jadi ibaratnya tertarik gitu buat umroh, hampir setiap bulan umroh, intinya mencari peluang lah, peluang bisnis di Indonesia.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved