Musibah Pemusnahan Amunisi Garut

Panglima TNI Harus Bertanggungjawab Soal 13 Orang Tewas di Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

Panglima TNI Harus Bertanggungjawab Soal 13 Orang Tewas di Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa di Garut

Editor: dodi hasanuddin
Istimewa
KORBAN PEMUSNAHAN AMUNISI KEDALUWARSA - Beredar video Pratu Afrio Setiawan beberapa jam sebelum tewas saat pemusnahan amunisi Kedaluwarsa di Garut, Jawa Barat. 

Ia membantah bahwa warga sipil yang tewas adalah pemulung logam bekas.

Warganya selama ini memang mendapatkan kepercayaan dari TNI untuk membantu proses pemusnahan amunisi.

"Kami dari pemerintahan desa tidak menerima warga kami dianggap memulung. Tidak mungkin memulung karena lokasi tersebut dijaga ketat. Apalagi saat kejadian kan anggota TNI juga jadi korban," tandas Doni David, kepada Tribunjabar.id.

Baca juga: Warga Sipil Lolos dari Maut Saat Pemusnahan Amunisi Kedaluwarna di Garut, Lihat Tubuh Beterbangan

Agus (55), kakak kandung Rustiwan yang menjadi korban tewas dalam tragedi tersebut, mengatakan adiknya bukanlah pemulung atau pencari sisa logam.

Sudah 10 tahun terakhir Rustiwan membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa.

Adiknya mendapatkan bayaran Rp 150.000 per hari.

"Tidak mungkin memulung karena lokasi tersebut dijaga ketat. Apalagi saat kejadian kan anggota TNI juga jadi korban," paparnya.

Sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi menuturkan, keberadaan warga sipil di sekitar lokasi peledakan amunisi sudah biasa terjadi.

Warga biasanya mengumpulkan serpihan logam, tembaga, atau sisa material yang telah musnah.

Pernyataan serupa disampaikan oleh mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id

 

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved