Depok Hari Ini
Warga Sukmajaya Depok Keluhkan Bau Tak Sedap Diduga dari Limbah Pabrik, Protes Tak Digubris
Warga RT 05 RW 04 Kelurahan Sukmajaya, Leni (60) mengaku, sudah terdampak bau udara tak sedap selama kurang lebih lima tahun.
Penulis: M. Rifqi Ibnumasy | Editor: murtopo
Laporan wartawan TribunnewsDepok.com, M Rifqi Ibnumasy
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, SUKMAJAYA - Warga di lingkungan Kampung Cipayung, RW 04 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat mengeluh dengan bau tak sedap yang sudah dirasakan bertahun-tahun.
Warga RT 05 RW 04 Kelurahan Sukmajaya, Leni (60) mengaku, sudah terdampak bau udara tak sedap selama kurang lebih lima tahun.
Selain polusi udara, Leni juga mengalami pencemaran air sumur diduga karena tercemari limbah pabrik.
Kini, air sumur di lingkungan RW 04 Kelurahan Sukmajaya tak lagi dapat digunakan untuk minum dan memasak.
Baca juga: Dapat Bantuan Modal 23 Ibu-ibu di Makassar Ubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomi, Menteri UMKM Kepincut
“Sudah lama (bau limbahnya), kalau mendung, kadang juga malam,” kata Leni saat ditemui di lokasi, Selasa (11/2/2025).
“Asam airnya, pas dites kemarin-kemarin katanya sudah tidak layak lagi, dulu-dulu kita minum,” sambungnya.
Kata Leni, setidaknya ada tiga pabrik yang berdiri di lingkungan RW 04 Kelurahan Sukmajaya.
Warga setempat juga telah mengadukan persoalan tersebut ke pengurus RT/RW setempat, namun hasilnya nihil.
“Pernah ngobrol (sama pihak pabrik), tapi enggak ditanggapi sih,” ungkapnya.
Baca juga: FMIPA UI Ciptakan Aren Flok di Sukamaju Sumedang, Ubah Limbah Aren Jadi Barang Berharga
Viral di Sosmed
Sebelumnya, warga di lingkungan Jalan Serma Niran, Kampung Cipayung, RW 04 Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok keluhkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan tersebut diduga bersumber dari limbah pabrik yang berada di tengah pemukiman.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @depok24jam, warga menunjukkan kondisi irigasi yang dialiri air limbah berwarna hitam pekat.
Selain itu, tangki besar yang berada di area pabrik juga terlihat mengeluarkan air deras diduga limbah.
“Kronologisnya, tadi kita lagi kumpul-kumpul di depan rumah, tiba-tiba ada bau, pas kita lihat di selokan air itu airnya hitam seperti air limbah,” kata warga dalam rekaman video, dikutip Selasa (11/2/2025).
Baca juga: Atasi Limbah Rumah Tangga, FMIPA UI Berdayakan Ibu-ibu Kampung Jawa Gunakan Inovasi Organik Flok
“Kita lihat ke lingkungan pabrik, di tanki itu ada kebocoran pembuangan air limbah, itu bukannya disengaja,” sambungnya.
Limbah pabrik di lingkungan warga tersebut mengeluarkan bau busuk tak sedap, hingga membuat warga sesak napas.
Warga pun mengaku sudah melaporkan pencemaran tersebut ke RT/RW setempat, namun terus berulang.
“Harapan kita segera diperbaiki lah, jangan cuma ngomong-ngomong kosong, kasihan warga-warga disini, dan banyak anak-anak kecil yang pada sesak napas,” ujarnya.
Baca juga: Timbulkan Bau Tidak Sedap, Warga Desa Sadeng di Bogor Geruduk Gudang Limbah Kecap
DLHK Kota Depok Dalami Dugaan Pencemaran Limbah di Sukmajaya
Sementara itu dilansir dari berita.depok.go.id, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok tengah menindaklanjuti dugaan pencemaran air yang diduga berasal dari limbah produksi salah satu perusahaan di Kecamatan Sukmajaya.
Kepala DLHK Depok, Abdul Rahman, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan verifikasi lapangan (verlap) terkait kejadian tersebut.
Kejadian ini berawal dari insiden di fasilitas PT. Indofermex yang ada di Kecamatan Sukmajaya yang mengakibatkan kebocoran limbah ke lingkungan.
Berdasarkan hasil pengecekan, kebocoran terjadi pada Minggu, 9 Februari 2025, sekitar pukul 21.15 WIB, akibat lepasnya flange pipa (sambungan pipa) pada tangki RO-feed tank B.
"Kejadian ini berlangsung sekitar 20 menit dengan perkiraan volume limbah yang keluar mencapai 8,5 meter kubik," ungkap Abra sapaan Kadis DLHK Depok, kepada berita.depok.go.id Senin (10/02/25).
Baca juga: Bau Limbah PT. Mitra Garuda Palapa Diprotes Warga Citeureup Bogor, Ini Kata Polisi
Menurut keterangan dari pihak Indofermex, kebocoran disebabkan oleh valve yang tidak dalam kondisi rapat, sehingga air limbah terus mengalir ke tangki B dan menyebabkan tekanan tinggi.
Akibatnya, air limbah meluap dan tercecer di area tangki, sebagian dipompa kembali ke tangki D, namun ada yang terbuang ke lingkungan.
DLHK Kota Depok menduga insiden ini juga terkait dengan peningkatan produksi perusahaan yang berdampak pada kapasitas operasional Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
"Akibat insiden tersebut saluran air yang melintasi lingkungan warga di sekitar perusahaan diduga ikut tercemar oleh limbah tersebut," ungkap Abra.
Untuk memastikan dugaan tersebut, Abra mengatakan pihaknya telah melakukan pengambilan sampel air di beberapa titik, termasuk inlet IPAL, outlet IPAL dan badan air penerima.
"Kami akan segera menyurati Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) terkait dugaan pembuangan limbah ini, mengingat perusahaan ini merupakan Penanaman Modal Asing (PMA), sehingga kewenangan pengawasannya ada di KLH," jelas Abra.
DLHK Depok berkomitmen untuk menindaklanjuti kasus ini sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta memastikan langkah-langkah perbaikan dari pihak perusahaan agar insiden serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang. (m38)
Dapat Bantuan Modal 23 Ibu-ibu di Makassar Ubah Limbah Jadi Bernilai Ekonomi, Menteri UMKM Kepincut |
![]() |
---|
Atasi Limbah Rumah Tangga, FMIPA UI Berdayakan Ibu-ibu Kampung Jawa Gunakan Inovasi Organik Flok |
![]() |
---|
Timbulkan Bau Tidak Sedap, Warga Desa Sadeng di Bogor Geruduk Gudang Limbah Kecap |
![]() |
---|
Diduga Tercemar Limbah Pabrik, Sungai di Cimanggis Depok Dipenuhi Gumpalan Busa Tebal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.