Elpiji Langka

Duka Pembatasan Gas Elpiji 3 Kg di Palmerah Jakbar, Rakyat Kecil Tak Masak 3 hari dan Meninggal

Curhat 3 Hari Enggak Bisa Masak, Khusnul Kini Full Senyum Pangkalan LPG Kembali Dibuka karena Bahlil Datang

Editor: dodi hasanuddin
Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah
BELI GAS ME:LON - Akhirnya Husnul Khotimah warga di Jalan Palmerah I RT13/RW 03, Palmerah, Jakarta Barat, dapat kembali membeli gas 3 kg di pangkalan gas dekat rumahnya, Selasa (3/2/2025). Hal ini terjadi usai keluar instruksi dari Presiden Prabowo 

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, PALMERAH - Kebijakan pemerintah kembali membuat rakyat kecil menderita.

Pembatasan gas elpiji 3 kg oleh Kementerian ESDM membuat sengsara rakyat kecil di Jabodetabek.

Antrean panjang pembelian gas melon di pangkalan terjadi di Jabodetabek. Bahkan ada warga Cikupa, Kota Tangerang yang mencari gas 3 kg di Ciledug, Tangerang Selatan.

Di Palmerah, Jakarta Barat, Khusnul Khotimah tak masak selama tiga hari akibat pangkalan gas elpiji dekat rumahnya tutup.

Khusnul pun mencoba mencari ke wilayah lain, namun tak dapat. 

Baca juga: Buntut Meninggalnya Lansia di Tangerang Akibat Antre Gas Elpiji 3 Kg, Bahlil Lahadalia Minta Maaf

Warga Jalan Palmerah I RT13/RW03, Palmerah, Jakarta Barat itu pun memutuskan membeli makanan jadi untuk keluarganya.

Walaupun pengeluaran bulanannya jadi besar, hal itu terpaksa dilakukannya agar keluarganya bisa makan.

"Ya kemarin langka, saya tiga hari enggak masak. Jadi nyari kemana-mana, sempat tiga hari enggak masak," kata Khusnul saat ditemui di lokasi, Selasa (4/2/2025).

"Mutar-mutar, nyari. Enggak ada yang jual, enggak dapat satu pun. Saya emang mengandalkan di sini (Toko Kevin) tapi, karena kemarin enggak ada," tambahnya. 

Presiden Prabowo Berikan Instruksi

Setelah kisruhnya pembatasan gas 3 kg akhirnya Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan kepada Kementerian ESDM untuk mperbolehkan pengecer menjual gas melon.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalila kemudian meninjau pendistribusian gas elpiji 3 kg.

Salah satunya ke pangkalan gas elpiji di Palmerah, Jakarta Barat bernama Toko Kevin.

Baca juga: Polri Cek Dugaan Penimbunan Gas Elpiji 3 Kilogram di Jabodetabek dan Banten, Ini Hasil Temuannya

Bahlil Lahadalila menyambanginya untuk mengecek pasokan gas dan harganya.  

Sementara itu, untuk harga jual sendiri, Khusnul mengaku ada perubahan harga yang signifikan usai polemik gas LPG 3 kilogram di tengah masyarakat.

"Kalau di sini biasanya Rp 18.000, baru sekarang Rp 16.000. Tempat lain kan Rp 20.000 - 22.000, kalau di warung biasa," ungkap Khusnul.

Khusnul mengaku akan menurut pada kebijakan pemerintah terkait penataan gas LPG 3 kg.

Baginya, asalkan gas tersebut tidak sulit dicari, maka hal itu tidaklah masalah untuknya. 

Sementara itu, pemilik pangkalan gas Toko Kevin bernama Hari, mengklaim bahwasannya dirnya selalu menyediakan stok 150 buah dalam sehari. 

Terkait tiga hari kosongnya persediaan gas di pangkalan kemarin, Hari menyampaikan bahwa hal itu dikarenakan stok gas elpiji habis.

Namun, Hari memastikan bahwa tidak ada antrean di pangkalan Toko Kevin setiap harinya. 

Hari juga menampik bahwa ia pernah menjual gas dengan harga Rp 18.000 kepada warga sekitar.

Lansia Meninggal Habis Antre Gas 3 Kg

Yonih binti Saman, lansia berusia 68 tahun itu meninggal dunia usai berjuang mengantre pembelian tabung gas subsidi 3 kilogram.

Salah seorang kerabat korban, Dedi mengatakan, besannya tersebut merupakan warga Pamulang, Kota Tangerang Selatan.

"Almarhum kayanya meninggal dunia karena kelelahan kayaknya setelah mengikuti antrean tabung gas 3 kg," ujar Dedi, Senin (3/2/2025).

Kemudian ia menerangkan, almarhumah ikut antrean di pangkalan tabung gas elpiji yang letaknya sekitar 300 meter dari rumah duka di Jalan Kampung Ciledug, Jalan Beringin RT 01 RW 07, Pamulang Barat.

Baca juga: Warga Antre Beli Gas Elpiji 3 Kg Masih Terjadi di Pangkalan Sukmajaya Depok

Pasalnya Yonih disebutkan telah berangkat dari rumahnya sejak pukul 10.00 WIB dan berjuang mencari penjual gas hingga lebih dari satu jam lamanya.

"Usai dapat isi tabung gas elpiji Yonih langsung pulang melewati jalan tanjakan, di tengah jalan korban terjatuh," kata dia.

"Sudah antre beli di pangkalan, terus jalan lewat tanjakan sambil nenteng dua tabung gas makanya semakin membuat korban kelelahan," ungkapnya.

Pembatasan untuk Penataan

Usai ditelepon Presiden Prabowo Subianto terkait kisruhnya penjualan gas LPG 3 kilogram di masyarakat, Menteri ESDM Bahlil Lahadalila kini menyambangi sejumlah pangkalan gas di Jabodetabek. 

Pangkalan gas pertama yang dikunjungi Bahlil adalah di Toko Gas Kevin, Jalan Palmerah I RT 13 RW 03, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (3/2/2025).

Dalam kunjungannya itu, Bahlil yang mengenakan setelan kemeja putih dan celana abu-abu, nampak berbincang dengan pemilik pangkalan gas bernama Heri.

Ia juga mengecek ketersediaan gas LPG di pangkalan tersebut, sembari menanyakan harga jual yang dipasarkannya.

Baca juga: Pengecer Bisa Jual Gas Elpiji 3 KG lagi, Diminta Segera Daftarkan Diri Jadi Sub Pangkalan

Dalam obrolannya tersebut, Bahlil menanyakan kepada Heri apakah dirinya sudah menjual gas kepada pengecer atau belum.

"Tadinya pak (jual), tapi sekarang bawa satu satu dulu, biar semua keluarga kebagian," kata Heri kepada Bahlil.

Bahlil pun mengingatkan Heri agar menghindari oknum-oknum pengecer yang memanfaatkan murahnya harga gas di agen untuk dijual dengan harga tinggi.

"Jangan sampai rakyat dapat harganya lebih mahal dari situ (agen)," kata Bahlil di lokasi, Selasa.

Kepada Bahlil, Heri mengungkap bahwa dirinya menjual gas dengan harga Rp 16.000 per-tabungnya.

Menurut Bahlil, tujuan ia membatasi penjualan gas LPG 3 Kilogram di pengecer adalah untuk menata agar tidak ada oknum yang menjual gas melon dengan harga tinggi.

"Saya jujur mengatakan subsidi LPG kami ini satu tahun Rp 87 triliun, harga di tingkat masyarakat harusnya per-kilogram tidak lebih dari Rp 5.000, artinya 1 tabung harusnya cuman Rp 15.000, karena subsidi negara per-tabung itu Rp 36.000," kata Bahlil kepada awak media, Selasa.

"Laporan yang masuk bahwa ada LPG 3 kilogram yang dijual di masyarakat sampai dengan Rp 25.000. Artinya kalau Rp 25.000, kan berarti subsidi kami berpotensi besar untuk tidak tepat sasaran," imbuhnya.

Oleh karena itu, lanjut Bahlil, pihaknya pun memutuskan agar warga langsung membeli gas di pangkalan.

Sebab, PT Pertamina langsung memasok gas melon itu ke agen-agen resmi, sebelum akhirnya ke pangkalan. (m40)

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved