Elpiji Langka

Warga Jakarta Diminta Tidak Panic Buying dan Menimbun Gas Elpiji 3 Kg

Dengan peraturan baru pemerintah yang melarang penjualan gas elpiji 3 kg di pengecer membuat panic buying di masyarakat.

Editor: murtopo
Wartakotalive.com/Miftahul Munir
PANGKALAN GAS ELPIJI - Toko Hasan pangkalan gas elpiji 3 Kg di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Cililitan, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur penjual gas elpiji 3 Kg mulai kehabisan stok, Senin (3/1/2025). Hasan berharap pemerintah segera memberikan jalan keluar terkait kelangkaan gas elpiji tersebut. (Warta Kota/Miftahul Munir) 

Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti

TRIBUNNEWSDEPOK.COM JAKARTA - Kebijakan pelarangan pengecer menjual gas elpiji 3 kilogram memicu kepanikan masyarakat.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) Hari Nugroho mengimbau warga Jakarta untuk tidak panic buying dalam membeli gas LPG 3 kilogram (kg).

"Saya harapkan tidak perlu menumpuk gas elpiji terlalu banyak. Kebutuhan sehari-hari itu akan kita Atasi mungkin dengan operasi pasar. Kita kerja sama dengan pihak Pertamina, Dinas UMKM dan terkait untuk bisa menstabilkan lagi. Jadi, engak usah panic buying. Normal aja pembelian," kata Hari saat dihubungi, Senin (3/2/2025).

Dia mengklaim stok gas elpiji di Jakarta belum mengalami kelangkaan.

Hari menekankan, bahwa dengan peraturan baru pemerintah yang melarang penjualan gas 3 kg di pengecer membuat panic buying.

Baca juga: Langka, Warga Pabuaran Bojonggede Bogor Serbu Pangkalan Elpiji 3 Kg, Nyaris Terjadi Kericuhan

"Sub penyalur atau pangkalan elpiji tidak lagi diperkenankan menyalurkan elpiji 3 kg kepada pengecer. Jadi langsung diambil alih oleh agen pangkalan. Terjadilah panik buying sehingga akhirnya seolah elpiji langka," jelas dia.

Hari menilai harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji 3 kg di Jakarta yang masih lebih rendah dibanding daerah penyangga juga menjadi salah satu penyebab sulitnya warga Jakarta dalam melakukan pembelian, karena pembeli dari daerah penyangga juga ikut mencari gas di Jakarta.

“Nah kalau kita bicara daerah penyangga atau perbatasan dari Jakarta seperti Tangerang, Banten, Bogor, Depok, Bekasi, itu telah mengalami kenaikan HET itu per tahun 2019. Kita dari tahun 2015 belum naik-naik, sehingga pengaruh juga lokasi kita bisa tergerus bisa dimanfaatkan daerah penyangga kuota kita,” ucap dia.

Pihaknya, kata dia, meminta para agen atau pangkalan untuk memonitor dan melaporkan ketersediaan stok gas 3 kg di tempatnya masing-masing.

Diberitakan sebelumnya, Pangkalan atau agen resmi penjualan gas Elpiji 3 kg mulai diserbu warga yang ingin membeli gas melon subsidi tersebut.

Baca juga: Lela Pengecer Gas 3 Kg di Karawang Langsung Daftar Nomor Induk Berusaha, Kini Bisa Jual Gas Lagi

Hal ini tak lepas dari kebijakan pemerintah yang tak lagi memperbolehkan penjualan elpiji di pengecer atau warung mulai 1 Februari 2025.

Kebijakan itu dibuat agar masyarakat dapat membeli elpiji sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).

Wartakotalive.com mencoba mendatangi salah satu pangkalan gas LPG 3 kg di kawasan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Senin (3/2/2025).

Nampak beberapa warga mulai mengantre, mereka ada yang datang menggunakan sepeda motor, gerobak, dan sebagainya.

Namun, tulisan di depan pangkalan “Tutup Gas Habis”. Warga pun kecewa lantaran sudah ke beberapa warung pengecer tak ada gas LPG.

Alhasil, salah satu warga menitipkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) agar mendapatakn gas jika stok sudah kembali ada.

Baca juga: Ini Alasan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Mengapa Gas Elpiji 3 Kg Hanya Bisa Dibeli di Agen

Para pembeli di pangkalan hanya perlu membawa KTP dan/atau Kartu Keluarga, dan apabila sudah terdata dalam sistem hanya cukup membawa KTP untuk pembelian selanjutnya.

Pihak pengelola pangkalan menjual satu tabung gas Rp 16.000.

Adapun harga tersebut sesuai dengan SK Gub DKI No.4/2015.

Namun, di warung pengecer harga bisa mencapai Rp 20.000- Rp 22.000.

“Pak, boleh lampirkan KTPnya terlebih dahulu,” ucap salah satu pemilik pangkalan.

Kemudian mereka melampirkan KTP, sembari menunggu gas LPG dikirimkan pihak Pertamina ke pangkalan.

Pihak pangkalan mengaku tak ada kelangkaan gas elpiji, hanya saja dia tak memberikan ke warung pengecer.

Pihak pangkalan hanya mendahulukan terutama ibu rumah tangga yang akan menggunakan gas untuk memasak.(m27)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved