Pilkada Jakarta
Gubernur Terpilih Pramono Anung Akan Siapkan Tim Transisi, Anies Baswedan Bakal Diajak?
Iwan Tarigan mengatakan paslon dengan slogan Jakarta Menyala itu akan mengumumkan anggota yang masuk ke dalam tim transisi itu dalam waktu dekat.
Laporan wartawan wartakotalive.com Yolanda Putri Dewanti
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA — Gubernur Jakarta terpilih Pramono Anung bakal menyiapkan tim transisi guna membantunya menjalankan pemerintahan di Daerah Khusus Jakarta (DKJ).
Pembentukan tim ini menurut Pramono, untuk membantunya mengetahui apa saja masalah yang dihadapi di Jakarta.
Juru bicara tim Pramono-Rano, Iwan Tarigan mengatakan paslon dengan slogan Jakarta Menyala itu akan mengumumkan anggota yang masuk ke dalam tim transisi itu dalam waktu dekat.
Menurutnya, yang jelas tim itu akan berisikan orang-orang yang membantu Pramono-Rano.
“Orang-orang yang tahu cara berpikir Mas Pram dan Bang Doel,” ujarnya.
Baca juga: Turun Gunung Bantu Pramono-Rano, Anies Baswedan: Pilih Mas Pram Bukan Coba-coba Bagi Saya
Saat disinggung apakah bakal melibatkan Eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan dalam pemerintahannya, Juru bicara tim Pramono-Rano, Iwan Tarigan, mengatakan belum ada keputusan untuk melibatkan Anies Baswedan untuk bergabung dalam tim transisi yang dibentuk pasangan pemimpin terpilih di pilkada dari PDIP itu.
Diketahui, Anies Baswedan resmi mendukung paslon Pramono-Rano.
Anies mendukung pasangan calon nomor urut 3 itu karena Pramono merupakan figur yang berpihak kepada masyarakat lemah dan kecil.
Kesimpulan Anies itu mengacu pada program kerja dan visi-misi Pramono-Rano Karno di pilkada Jakarta.
“Belum diputuskan oleh Mas Pram dan Bang Doel,” kata Iwan, Senin (16/12/2024).
Baca juga: Usai Memenangi Pilkada Jakarta, Pramono Anung Sebut Tak Ada Kubu-kubuan Demi Kemajuan Warga Jakarta
Sebelumnya diberitakan, Pasangan calon gubernur (cagub) dan wakil gubernur (cawagub) Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno bertemu dengan Gubernur Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan dalam acara rapat akbar warga kawal Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Lapangan Blok S, Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (21/11/2024).
Berdasarkan pantauan Wartakotalive.com di lokasi, Anies terlebih dahulu tiba di lokasi mengenakan kemeja putih dan topi baret oranye.
Kemudian, Pramono mengenakan atasan putih, peci dan cukin hitam. Sedangkan, Doel juga mengenakan atasan putih, peci hitam, dan cukin merah. Mereka saling bersalaman dan bertegur sapa.
Kedatangan ketiganya disambut riuh ribuan pendukung yang mengenakan kaos hitam bertuliskan Warga Kawal TPS, Pemilu Jujur Adil dan mengenakan topi oranye warna khas paslon dengan slogan “Jakarta Menyala” ini.
Sebelum berdiri di depan pondium, Anies dan Pramono terlihat saling berdiskusi. Mereka sumingrah menyambut para ribuan pendukung yang sudah hadir.
Anies punya andil dalam kemenangan Pramono-Rano
Kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024 menapaki banyak perubahan di detik-detik terakhir kampanye tiga pasangan calon (paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.
Diketahui, pada awal kampanye Pilkada Jakarta, pasangan nomor urut 01 Ridwan Kamil - Suswono memiliki suara paling unggul dibandingkan dua kompetitornya.
Namun, pada penghujung periode kampanye, pasangan nomor urut 03, Pramono Anung - Rano Karno mendadak melesat, menyalip RIDO dan paslon 02 Dharma Pongrekun - Kun Wardhana.
Terlebih, tatkala mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan turun gunung dan mendeklarasikan pilihannya kepada paslon 03.
Hingga pemungutan suara usai, pasangan nomor urut 03 Pramono - Rano Karno unggul di hampir seluruh wilayah Jakarta, termasuk Kabupaten Kepulauan Seribu.
Lantas apakah faktor Anies Baswedan menjadi penentu kemenangan Pramono - Rano?
Dalam sesi wawancara ekslusif bersama Warta Kota, Juru Bicara Pramono - Rano, Aris Setiawan membenarkannya.
Menurutnya, 'Anies Baswendan Efek', menjadi salah satu faktor terbesar kemenangan Pramono - Rano.
"Memang kalau kami melihat publikasi lembaga survey jelang pemilihan itu belum ada yang menyampaikan mas Pram itu mendapatkan 50 persen belum ada," kata Aris saat wawancara di Studio Tribun Network, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (7/12/2024).
"Terakhir Alvara Research itu 49 persen, itu yang paling mendekati kan. Taruhlah kalau margin of eror 3 persen, kalau survey itu bisa 51persen, 52 persen atau di bawahnya, tapi memang belum aman 1 putaran," imbuhnya.
Diakui Aris, sejak Awal Pramono - Rano memang telah unggul, walaupun dalam posisi 2 putaran.
Namun apabila menilik balik ke belakang, Aris menyebut jika Pramono - Rano memulai suara di 24 persen, sementara pasangan Ridwan Kamil - Suwono 51 persen.
"Kami 2 bulan bisa menyalip itu kan kerja keras semua pihak. Tetapi memang efek mas Anies ini tidak bisa dinafikkan benar sekali," tegas Aris.
Menurutnya, kehadiran Anies Baswedan di kubu 03 membuat pemilih Jakarta yang semula tak mau mencoblos, menjadi tertarik mencoblos.
Begitu pula masyarakat yang tadinya ragu, menjadi yakin kepada Pramono - Rano sebab kecintaannya kepada Anies Baswedan.
"Pemilih mas Anies itu banyak sekali ya. Di Jakarta saja, di pilpres kemarin aja banyak banget. Hanya kalah sedikit sama pak Prabowo," ungkap Aris.
"Sedangkan di Pilkada sebelumnya 2017, mas Anies menang beliau, dan beliau punya kebijakan yang bisa kita akui ya bagus juga, kebijakannya dirasakan masyarakat," imbuhnya.
Aris mencontohkan, misalnya soal integrasi transportasi umum, pengadaan taman-taman kota, hingga perluasan trotoar untuk pejalan kaki.
Hal itulah yang membuat masyarakat masih menaruh kepercayaan kepada Anies Baswedan.
"Memang saya ngecek teman-teman yang tadinya nanti dulu, masih galau, ketika mas Anies deklarasi dan bahkan mengkampanyekan, ini deras sekali dukungannya," kata Aris.
"Yang tadinya belum menentukan pilihan jadi memilih. Karena efek Anies itu memang ada. Istilahnya, mengunci kemenangan," pungkas dia.
Sementara itu, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu juga membenarkan bahwa dari survey yang dilakukan, pengaruh Anies Baswedan sangatlah besar untuk potensi kemenangan Pramono - Rano dalam Pilkada 2024
"Kalau merujuk ke survey Kompas, memang terkonfirmasi. Yang pertama, Anies efek. Faktor Anies itu memiliki kontribusi paling tidak hasil lonjakan suara yang selama ini survey memprediksi belum ada 59 persen, dengan hasil 50,07 persen ini memang faktor Anies ada," kata Yohan di Studio Tribun Network, Sabtu.
Dari survey yang pihaknya lakukan, diketahui bahwa pendukung Pramono - Rano didominasi oleh pemilih PDI Pejuangan.
Kedua, dari pemilih Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang terpecah-pecah.
"40 persen (pemilih PKS) ke RK, hampir 38/39 persen ke Pram - Rano," kata Yohan.
Menurutnya, ini adalah kali pertama terjadinya split voting di Jakarta.
Sehingga, pecahnya PKS ini memberikan kontribusi untuk suara Pramono - Rano.
"Karena pemilih PKS ini beririsan dengan pemilih Anies jadi faktor itu," ungkap Yohan.
Selain itu, faktor popularitas Rano Karno sebagai sosok Doel hingga dikenali banyak orang, membuat banyak warga Jakarta memilih mereka.
"Jadi, faktor bang Doel, loyalitas PDIP dan split voting PKS, itu yang otomatis ada beririsan dengan pemiluhan Anies," kata Yohan.
"Itu 3 faktor yang memberikan kontribusi pada potensi kemenangan pasangan Pramono - Rano," pungkasnya. (m27/m40)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.