Guru Besar UI

Guru Besar FIK UI Ungkap Gangguan Kesehatan Jiwa Meningkat di Indonesia, Jumlah Psikiater Kurang

Guru Besar FIK UI Ungkap Gangguan Kesehatan Jiwa Meningkat di Indonesia, Jumlah Psikiater Kurang. Prof. Herni Guru Besar ke-39 UI Tahun 2024.

Editor: dodi hasanuddin
Humas dan KIP UI
Guru Besar FIK UI Ungkap Gangguan Kesehatan Jiwa Meningkat di Indonesia, Jumlah Psikiater Kurang 

TRIBUNNEWSDEPOK.COM, BEJI - Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, mengukuhkan dua guru besar Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK).

Mereka adalah Prof. Herni Susanti, S.Kp., M.N., Ph.D dan Prof. Dr. Mustikasari, S.Kp.,
MARS sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Keperawatan, FIK UI di Balai Sidang UI Kampus Depok, Rabu (12/12/2024).

Pada kesempatan itu, Prof. Herni dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap bidang Keperawatan Jiwa setelah menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Penguatan Continuum of Care dalam Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat Berbasis Bukti”.

Baca juga: Dibidik Jadi Pusat Sains dan Teknologi Nasional, UI Resmikan Gedung Science Techno Park

Ia merupakan guru besar ke-39 yang dikukuhkan tahun 2024 dari total 468 guru besar.

Dalam pidatonya, Prof. Herni mengungkapkan kekhawatirannya terkait masalah kesehatan jiwa yang makin meningkat di Indonesia.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sekitar 2 persen atau 1 dari 50 penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan jiwa.

Termasuk depresi, kecemasan, dan skizofrenia.

Baca juga: Meningkat Kebutuhan Konseling Mahasiswa, UI Luncurkan Program Konseling 100 Psikolog, Gratis 1 Tahun

Temuan ini sejajar dengan data global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa pada 2022, 1 dari 8 orang di dunia menghadapi gangguan kesehatan jiwa.

Kesehatan Jiwa Belum sepenuhnya Tertangani

Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa belum sepenuhnya tertangani karena ketidakseimbangan rasio tenaga kesehatan jiwa dan terbatasnya fasilitas kesehatan jiwa di beberapa provinsi di Indonesia.

Hingga kini, satu psikiater masih melayani sekitar 250 ribu penduduk.

Sementara jumlah perawat kesehatan jiwa yang tersedia untuk melayani lebih dari 270 juta penduduk Indonesia masih kurang dari 7.000 orang. 

Sebab itu, ia menekankan perlunya pendekatan Continuum of Care (CoC) yang
terpadu dan berkesinambungan untuk menangani masalah ini.

CoC adalah pendekatan holistik yang mencakup seluruh spektrum perawatan kesehatan jiwa.

Baca juga: Rektor UI Bentuk Tim Peningkatan Penjamin Mutu Akademik Program Doktoral SKSG

Mulai dari promosi, pencegahan, pengobatan, hingga rehabilitasi dan pemulihan.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved