Politik
Ucapan "Terima Kasih Jokowi" Menggema, Pengamat Sebut Sebagai Upaya Mengubah Citra yang Rusak
Image dapat berubah akan lebih cepat bila ada perubahan perilaku yang menjadi penyebab rusaknya image Jokowi di mata masyarakat
TRIBUNNEWSDEPOK.COM, JAKARTA - Narasi ucapan Terimakasih Jokowi sangat masif di media sosial dan jalan utama di Jakarta.
Bahkan dalam salah satu kemasan audivisual Jokowi disebut datang sebagai pemula, pulang sebagai legenda.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan pesan puja puji terhadap Jokowi tampaknya punya dua tujuan.
“Pertama, pendukung fanatik Jokowi ingin menyampaikan prestasi Jokowi selama 10 tahun menjadi presiden. Hal itu mereka lakukan baik melalui udara maupun darat,” ucap Jamil, Sabtu (19/10/2024).
Baca juga: Diduga Akibat Korsleting Listrik, Rumah Potong Hewan 2 Lantai di Pasar Cisalak Depok Ludes Terbakar
Dengan cara tersebut, kata Jamil, pendukung Jokowi ingin memberitahukan kepada masyarakat Jokowi presiden monumental. Bagi pendukung fanatiknya, prestasi Jokowi seolah melebihi prestasi presiden sebelumnya.
“Karena itu, dari kacamata pendukungnya, prestasi Jokowi layak diapresiasi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kiranya itu yang menjadi dasar munculnya narasi terimakasih Jokowi baik di udara maupun di darat,” ungkap dia.
Menurut Jamil, ajakan semacam itu tentu hal yang wajar. Sebab, setiap orang punya hak untuk menyampaikan terimakasih kepada orang lain, termasuk kepada Jokowi.
Baca juga: Polisi Grebek Rumah Oknum Anggota TNI di Deli Serdang, Temukan 22 Sepeda Motor Hasil Curian
“Namun hak setiap orang juga untuk tidak berterimakasih kepada Jokowi bila ia menilai selama menjadi presiden tidak bermanfaat kepadanya. Sebab, umumnya orang berterimakasih karena ada yang baik atau sesuatu yaang brrmanfaat diterimanya,” jelas dia.
Jamil menyebut, narasi terimakasih kepada Jokowi tak perlu diumbar dirana publik, apalagi untuk mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Sebab, ucapan terimakasih itu seharusnya disampaikan dari lubuk hati yang dalam, bukan hasil mobilisasi.
Baca juga: Warga Sawangan Depok Keluhkan Kemacetan Bertahun-tahun, Supian Suri Beri Solusi
“Karena itu, biarkan masyarakat menyamaikan terimakasih kepada Jokowi secara alamiah. Tak perlu seperti orkestrasi untuk memanipulasi citra Jokowi seolah manusia super dengan prestasi monumental,” jelas dia.
Mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta itu mengatakan, dua narasi terimakasih kepada Jokowi juga untuk mengcounter isu-isu negatif yang menerpa Jokowi.
Sebab, diujung masa jabatannya, bertebaran isu negatif terkait Jokowi, seperti tiga periode, peringatan darurat, dinasti politik, fufufafa, hingga IKN.
Baca juga: KPU Kota Depok Sosialisasikan Pilkada 2024 Lewat Stiker dan Ajakan Memilih untuk Pengguna Jalan
“Counter juga ditujukan kepada pihak-pihak yang menilai Jokowi gagal dalam membangun ekonomi, politik, demokrasi, dan HAM di Indonesia,” jelas dia.
“Ekonomi yang meroket sebagaimana kerap didengungkan Jokowi dinilai jauh panggang dari api. Hal yang sama juga terjadi pada pembangunan demokrasi, yang dinilai justru terjadi penurunan selama Jokowi berkuasa,” jelasnya.
Dia menuturkan, dengan narasi datang sebagai pemula, pulang sebagai legenda tampaknya ingin mengcaounter suara-suara kritis terhadap Jokowi. Narasi ini jelas sangat mendewakan Jokowi.
Baca juga: Polisi Periksa 3 Saksi Kasus Ibu dan Bayi yang Tewas di Bojongsari Depok, Termasuk Suami Korban
“Jadi, counter melalui narasi terima kasih Jokowi serta datang sebagai pendatang, pulang sebagai legenda, tampaknya bertujuan untuk membersihkan nama Jokowi di akhir masa jabatannya. Dengan begitu, pendukung fanatik Jokowi ingin Jokowi lengser dengan nama harum bak semerbak bunga melati,” ucap dia.
Namun untuk mengubah itu tidaklah mudah dan perlu waktu. Sebab, mengubah image tidak cukup dengan narasi.
Image dapat berubah akan lebih cepat bila ada perubahan perilaku yang menjadi penyebab rusaknya image Jokowi di mata masyarakat.
“Karena itu, biarkan Jokowi dinilai masyarakat apa adanya. Jangan paksakan agar masyarakat menilai Jokowi manusia super dengan prestasi monumental. Sebab, Jokowi hanya manusia biasa, yang tak perlu di puja puja secara berlebihan,” tutup Jamil.(m27)
Diduga Akibat Korsleting Listrik, Rumah Potong Hewan 2 Lantai di Pasar Cisalak Depok Ludes Terbakar |
![]() |
---|
KPU Kota Depok Sosialisasikan Pilkada 2024 Lewat Stiker dan Ajakan Memilih untuk Pengguna Jalan |
![]() |
---|
Warga Sawangan Depok Keluhkan Kemacetan Bertahun-tahun, Supian Suri Beri Solusi |
![]() |
---|
Inilah Kunci Sukses Menjadi Startup yang Dibagikan 2 Startup Muda UI di Bootcamp UI Incubate 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.